Warga Purwa Ayu Mardi Utama Rayakan Tahun Baru Saka

Ratusan warga PAMU rayakan tahun baru Jawa/Saka dan selamatan Tapel Adam.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Ratusan warga Pirukunan Purwa Ayu Mardi Utama (PAMU) dari Kabupaten Probolinggo, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, Lumajang dan Jember merayakan Tahun Baru Jawa/Saka dan Selamatan Tapel Adam di kediaman Ustadz Sholehuddin di Desa Wonorejo Kecamatan Maron, Minggu (24/9) malam.
Kegiatan yang disemarakkan dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kahyangan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo didampingi Camat Maron Ramiadi dan Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Purnomo.
Perayaan Tahun Baru Jawa/Saka dan Selamatan Tapel Adam oleh Warga Pirukunan PAMU ini diawali dengan pembacaan Pancasila dan Panca Budi Brata yang dipimpin oleh Joyo Supeno. Dalam kesempatan tersebut juga dibacakan sejarah Tahun Baru Jawa/Saka dan pujian khas warga PAMU.
Ketua panitia Syamsul Arifin menyampaikan acara semacam ini bukan yang baru bagi anggota warga PAMU, tetapi merupakan hal yang baru bagi masyarakat. Kegiatan semacam ini bukanlah suatu kegiatan agama, bukan partai politik atau organisasi manapun, bukan ilmu kesaktian dan pesugihan tapi hanya ajaran kerukunan yang diberi nama Purwa Ayu Mardi Utama.
“Purwa itu artinya mengawali, ayu adalah selamat, mardi artinya kelakuan dan utama adalah tanpa cacat. Kegiatannya dititikkan pada ikhlasnya niat, lurusnya perkataan dan bagusnya tingkah laku. Kami belajar untuk berbuat hal-hal terbaik yang bisa bermanfaat bagi orang banyak,” katanya.
Menurut Syamsul Arifin, kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Tahun Baru Jawa atau Saka. Sebab apa salahnya orang Jawa mengingat asal usulnya, yang penting jangan bertentangan dengan Undang-undang Dasar (UUD) tahun 1945, Pancasila dan adat yang ada di wilayah. Sehubungan dengan bertepatan 1 Suro 1951, maka diberi nama Tapel Adam.
“Ternyata apa yang dilakukan oleh warga PAMU sama sekali tidak bertentangan dengan agama apapun. Justru dengan pengertian ini sebagai pendukung ajaran agama. Tapel adam ada tiga kekuatan ghaib dari Allah SWT yang menyatu bukan satu. Artinya memperingati yang ada di alam jagad raya ini, termasuk terjadinya manusia,” tegasnya.
Terkait dengan adanya tumpengan dan hasil bumi, Syamsul Arifin menyampaikan bahwa hal ini untuk mengingatkan ketika Allah SWT menurunkan Nabi Adam ke muka bumi. “Inilah tradisi yang sama sekali tidak bertentangan dengan agama,” tandasnya.
Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo mengungkapkan Pemerintah Daerah memberikan apresiasi dan penghargaan atas serangkaian acara yang dilaksanakan oleh Warga Pirukunan PAMU.
Tutug menambahkan ada dua hal yang dapat diambil hikmah dari kegiatan tersebut. Pertama, ada saling bersilaturahim yang menggambarkan bahwa sebenarnya kita bersaudara meskipun berasal dari daerah yang berbeda. Harapannya tali silaturahim ini bisa terus terjalin bahwa itulah perintah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Kedua, memerlukan energi inilah salah satu bentuk syukur kita karena rizki yang diberikan kepada seluruh keluarga. Mudah-mudahan rasa syukur ini dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah. Selamat, semoga dengan pertemuan kita semua bisa tersenyum bahagia.”harapnya.
Dalam kesempatan tersebut Tutug menjelaskan saat ini bangsa Indonesia sedang diuji oleh berbagai godaan dan ujian. Salah satunya narkoba dan pil PCC. Intinya ada ujian untuk rasa kebangsaan yang sedang dilumpuhkan dengan berbagai hal yang tidak kasat mata.
“Mari bersatu padu menjaga keluarga kita dan bersama-sama melawan setiap ujian dan godaan. Ditempat kita hidup bermasyarakat, ada ujian dan cobaan mari saling membantu sehingga saudara kita terbantu dalam memberantas kemiskinan,” tambahnya.  [wap]

Tags: