Warga Sadar Tengah Protes Pembangunan Rel Ganda

Rapat koordinasi Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto

Kab Mojokerto, Bhirawa
Warga Desa Sadar mengajukan protes atas rencana pembangunan rel ganda kereta api oleh PT. KAI yang melewati desanya. Protes diutarakan warga Desa Sadar kepada DPRD kabupaten Mojokerto agar bisa difasilitasi.
Dalam pertemuan dengan DPRD bahkan Ketua Badan Permusyawaratan Desa ( BPD) Desa Sadar tengah Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Ahmad Rudianto, mengancam akan tempuh jalur hukum jika tuntutannya tidak dipenuhi oleh PT. KAI, yang telah membangun rel ganda yang melintasi desanya.
Terdapat 5 tuntutan yang diajukan warga Desa Sadar tengah yang dibawa DPRD yang difasilitasi Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto dengan menggelar rapat koordinasi terkait dampak pembangunan proyek jalur ganda kereta api jurusan Mojokerto – Surabaya , Kamis (16/9).
“Yang pertama, di akhir proyek fasilitas jalan lingkungan akan dilakukan perbaikan oleh kontraktor pelaksana PT. Modern Surya Jaya,” tegas Ahmad Rudianto mewakili warga.
Kemudian point yang kedua, tanah hasil galian akan digunakan untuk pengurukan makam yang terletak di Dusun Sadar Desa Sadar Tengah Kecamatan Mojoanyar. Kemudian yang ketiga, akan dilakukan pembangunan underpass pada JPL 37 antara Desa Sadar Tengah dan Desa Kweden Kembar.
“Tuntutan ke empat, akan dilakukan penyiraman pada akses yang digunakan setiap hari. Kemudian yang kelima, tidak boleh ada pemungutan liar,” jelas Ahmad Rudianto di Aula Rapat Lantai II Kantor DPRD Kabupaten Mojokerto.jelas Ahmad
Lebih lanjut dikatakannya, jika nanti BBWS maupun PT. KAI tidak melaksanakan kesepakatan ini, maka Pemerintah Desa Sadar Tengah akan menempuh jalur hukum.
“Semoga Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto bisa mengawal persoalan ini dan berpihak pada rakyat kecil. Yang jelas baik kontraktor maupun pelaksananya sama sekali tidak pernah mengajak komunikasi Kepala Desa Sadar Tengah maupun saya sebagai Ketua BPD Desa Sadar Tengah ” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Mohammad Santoso mengatakan, proyek normalisasi Sungai Sadar memang sudah kita usulkan sejak tahun 2016 dan mudah-mudahan ini bisa terealisasi dari hulu hingga ke hilir.
“Kalau ada masalah-masalah kecil, selesaikan masalah dengan pihak kontraktornya atau pelaksananya. Ini mungkin hanya kesalahpahaman saja ya, kurang komunikasi antara pelaksana dengan penduduk di sekitar sehingga muncul beberapa tuntutan yang harus direalisasikan,” pungkasnya. [min]

Tags: