Warga Sidoarjo Diminta Laporkan Kasus Narkoba

AKBP Tony Sugiyanto SH. (alikus/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Kepala BNNK Sidoarjo, AKBP Tony Sugiyanto SH, mengharapkan kepada semua warga masyarakat Kab Sidoarjo untuk bisa bekerja sama, dengan melaporkan adanya kasus Narkoba yang ada di sekitarnya kepada pihak yang berwajib.

“Jangan khawatir, rahasia pelapor kami pastikan aman,” tandas AKBP Tony Sugiyanto, Kamis (28/10) kemarin, di hotel Luminor, Sidoarjo, disela-sela workshop penguatan kapasitas kepada insan Media untuk mendukung Kabupaten/Kota tanggap ancaman Narkoba, menuju Sidoarjo Bersih dari Narkoba atau Bersinar.

Tony menyatakan hal tersebut berkali-kali, karena merasakan partisipasi dari warga masyarakat Sidoarjo untuk berperan dalam pelaporan kasus Narkoba, masih dirasakan kurang optimal.

“Kita akui, kalau hanya mengandalkan dari BNNK dan Polisi saja, tidak akan bisa maksimal. Warga hendaknya juga ikut berperan. Termasuk juga peran media. Karena masalah Narkoba ini masalah bersama, tanggung jawab kita bersama,” lanjutnya.

Dikatakan Tony, Kab Sidoarjo yang memiliki 322 desa dan 31 kelurahan yang tersebar di 18 wilayah kecamatan, hampir semuanya telah disusupi kasus Narkoba. Meskipun demikian, kategori kasusnya berbeda-beda. Ada desa yang masuk kategori bahaya, waspada, siaga dan aman.

Pada tahun 2021 ini, BNNK Sidoarjo menetapkan dua desa sebagai pilot projek desa bersih dari Narkoba atau desa Bersinar. Yakni Desa Bungurasih Kec Waru dan Desa Bluru Kidul Kec Sidoarjo.

Untuk Desa Bungurasih yang awalnya masuk menjadi desa dengan kategori bahaya, dievaluasi sudah turun satu level menjadi desa waspada.

Di Desa Bungurasih, kata Tony, sebelumnya dalam setahun masalah kasus Narkoba bisa sampai 25 kali. Setelah ditetapkan sebagai salah satu pilot projek Desa Bersinar, sampai akhir tahun 2021 ini tidak ditemukan lagi kasus Narkoba yang terjadi.

“Semoga sampai akhir tahun 2021 dan seterusnya,” kata mantan Kabid Pelayanan Rehabilitasi BNNP Jatim tersebut.

Sedangkan di Desa Bluru kidul yang pernah ada satu kasus Narkoba, belum ditemukan lagi terjadi kasus serupa. Kedua desa itu, dianggap bahaya dan rawan terjadi kasus Narkoba, sebab jumlah penduduknya padat selain itu mobilitas penduduknya juga sangat tinggi.

“Untuk perang dengan Narkoba ini, Kami harapkan sekali lagi, supaya warga Sidoarjo berani tolak, berani rehabilitasi dan berani lapor kalau ada kasus Narkoba di sekitarnya,” tegasnya.

Dalam setiap tahun, mereka yang direhabilitasi oleh BNNK, kata Tony, rata-rata bisa sampai 150 orang. Yang memprihatinkan, mereka itu termasuk orang-orang baru. Bila ingin direhabilitasi, mereka bisa datang langsung ke Kantor BNNK Sidoarjo. “Gratis,” katanya.

Sejumlah titik yang dideteksi bisa menjadi tempat terjadinya transaksi maupun penggunaan Narkoba, bagi kalangan menengah kebawah, sebut Tony, seperti Lapas, Warung kopi dan tempat kost. (kus)

Tags: