Foto: ilustrasi
Sidoarjo, Bhirawa
Warga asli Kab Sidoarjo tak bermiat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sebab dari evaluasi Dinas Sosial Tenaga Kerja Transmigrasi Kab Sidoarjo, dalam setahun jumlahnya tidak sampai mencapai angka 100 an orang.
Bila dibandingkan dengan daerah lain seperti Kab Tulungagung, sangat jauh berbeda. Karena di kabupaten yang terkenal dengan julukan daerah asal TKI itu, dalam setahun warga yang berangkat jadi TKI bisa mencapai angka ribuan.
Sedikitnya minat warga asli Kab Sidoarjo untuk jadi TKI. Menurut perkiraan Kadinsosnakertrans Kab Sidoarjo, Husni Thamrin SH MM, karena warga asli Sidoarjo ini beranggapan mencari kerja di Sidoarjo sendiri masih dianggap gampang. ”Tapi yang ironis malah jumlah PJTKI di Sidoarjo yang banyak,” terang Thamrin, Selasa (29/3) kemarin.
Menurut data Dinsosnakertrans Kab Sidoarjo, jumlah PJTKI di Sidoarjo mencapai puluhan. Mereka menampung para TKI yang berasal dari luar Sidoarjo. Daerah Sidoarjo menjadi pilihan para PJTKI ini, dikarenakan dekat dengan Bandara Juanda.
Disampaikan Thamrin, menjadi TKI itu halal. Karena itu, pihaknya mensosialisasikan masalah TKI ini kepada warga asli Sidoarjo. Selain itu pihaknya mensosialisasikan itu, agar warga asli Sidoarjo bisa menjadi TKI yang resmi, bukan menjadi TKI ilegal. TKI yang tidak punya dokumen resmi dari Pemerintah. ”Dari data dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, di Sidoarjo pernah ada TKI ilegalnya,” kata Thamrin.
Tahun 2016 ini, menurut Thamrin, akan disosialisasikan pada 13 kecamatan. kecamatan yang sudah dilakukan sosialisasi ini diantaranya Kec Candi, Kec Tanggulangan dan Kec Jabon. Dalam sosialisasi itu, juga disampaikan informasi untuk merubah mindset. Kalau menjadi TKI itu tidak hanya menjadi pembantu rumah tangga (PRT) saja. Tapi menjadi TKI bisa juga kerja secara formal (perusahaan). Ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Apalagi di Jatim juga ada Pergub, tentang zero PJTKI yang mengirim untuk jadi PRT pada tahun 2017 nanti. [kus]
