Warga Sidoarjo Tolak Lapindo ‘Ngebor’ Lagi

Lokasi pengurukan di Desa Kedung Banteng dan Banjarasri tak jauh dari rumah warga. [achmad suprayogi/bhirawa]

Lokasi pengurukan di Desa Kedung Banteng dan Banjarasri tak jauh dari rumah warga. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Puluhan warga Desa Kedung Banteng dan Desa Banjarasri Kec Tanggulangin, Sidoarjo menolak atau tak setuju atas pengeboran gas yang akan dilakukan PT Lapindo Brantas. Mereka menolak mentah-mentah, trauma atas kejadian luberan lumpur lapindo yang hingga kini belum kunjung berhenti.
Protes penolakan Rabu (6/1) kemarin ketika pihak Lapindo Brantas melakukan pengurukan lahan seluan 4 ribu meter persegi yang akan digunakan untuk pengeboran. Tepatnya di Dusun Kaliwungu, RT 3/RW 1, Desa Banjarasri, Tanggulangin dengan penjagaan ketat aparat kepolisian dari jajaran Polres Sidoarjo dan Polsek-Polsek terkait.
Menurut Sholik (57), warga Desa Kedung Banteng, kalau pihaknya bersama-sama warga yang lain dengan tegas melakukan penolakan. Ia mengaku sangat trauma dengan kejadian Lumpur Lapindo yang telah terjadi sejak 2005 hingga kini masih terus. ”Untuk proses pengurukan ini, menurutnya belum ada konpensasi yang memadai, kami hanya berikan sembako, yaitu beras dan gula saja. Waktu pengeboran nanti ada konpensasi lagi, tetapi warga tetap menolak,” katanya.
Terpisah, PR Manager Lapindo Brantas, Arief Setyo Widodo mengatakan, apa yang dialami warga soal trauma itu sangat wajar-wajar saja. Tetapi apakah trauma seperti itu harus dialami secara terus-menerus. ”Bila ada pesawat terbang yang jatuh, apakah semua warga mengalami trauma, tentu tidak semuanya,” jelas Arief Setyo Widodo memberikan contoh.
Adapun kegiatan yang dilakukan sekarang ini adalah DSP (Drill Site Preparation), yakni melakukan pengurukan dan pemadatan tanah yang akan menjadi kegiatan awal untuk melakukan pengeboran sumur. Luas lahan yang telah dibebas sekitar satu hektar, sedangkan yang diuruk sekitar 4 ribu meter per segi, yang terletak di dua Desa Kedung Banteng dan Desa Banjarasri. ”Lokasi itu merupakan lokasi sumur milik Lapindo Brantas. Sedangkan Desa Banjarasri digunakan sebagai akses jalan menuju lokasi sumur Tanggulangin 1,” katanya.
Menurutnya, kegiatan ini sudah melalui prosedur yang berlaku, yakni sudah sudah melakukan sosialisasi kepada warga sekitar, dengan didampingi dari pihak SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). Mengingat masih adanya beberapa warga yang belum memberikan respon positif terkait kegiatan ini, pihak SKK Migas memberikan arahan agar proses pengurukan ini dilakukan pendampingan dengan pihak aparak keamanan Sidoarjo.
”Sebagai salah satu obvitnas (obyek vital nasional), segala kegiatan yang dilakukan Lapindo Brantas harus aman, sebab menyangkut kepentingan negara dan hajat hidup orang banyak,” kata Yoyok, panggilan akrab Arief Setyo Widodo. [ach]

Tags: