Warga Suku Tengger Merayakan Yadnya Kasada di Gunung Bromo

6-FOTO KAKI hil 1108-puncak bromo akan dipenuhi warga tengger untuk melarung2Pasuruan, Bhirawa
Umat Hindu Tengger yang bermukim di Brang Kulon (Pasuruan) dan Brang Wetan (Probolinggo) di lereng Gunung Bromo menggelar upacara adat Yadnya Kasada 1936 di Pura Agung Poten pada Senin (11/8) malam hingga Selasa (12/8) dini hari. Ritual adat suku Tengger Yadya Kasada yang diperingati pada hari ke-15 bulan purnama di bulan Kasada ini sebagai ungkapan rasa syukur warga Suku Tengger terhadap Sang Hyang Widhi dan para leluhur.
Tokoh Masyarakat Tengger Kecamatan Tosari, Trisno Sudigdo mengatakan Yadya Kasada sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhurnya. Selain ungkapan rasa syukur, warga suku Tengger juga melaksanakan ritual sesembahan berupa sesaji hasil bumi dan ternak yang dilarungkan di kawah Gunung Bromo.
“Larung sesaji yang berupa hasil bumi palawija dan ternak sebagai rasa syukur warga Tengger kepada Tuhan. Kemudian larung sesaji itu akan di larung ke kawah Gunung Bromo pada Senin (11/8) malam hingga Selasa dini hari,” tandas Trisno Sudigdo, Senin (11/8) sore.
Menurutnya, ritual Yadnya Kasada berasal dari Bahasa Sanksekerta, artinya pengorbanan suci yang merupakan tradisi dari nenek moyang Suku Tengger. Yakni pasangan Joko Seger dan Roro Anteng. Pengorbanan yang dilakukan Suku Tengger tersebut ditujukan kepada Dewa Kusuma, yang tidak lain adalah anak terakhir dari Joko Seger-Roro Anteng.
Tak hanya wilayah Pasuruan dan Probolinggo yang mengikuti perayaan Yadnya Kasada tersebut. Malang dan Lumajang juga mengikutinya. Sedangkan perayaan Yadnya Kasada untuk Suku Tengger di Kabupaten Pasuruan dipusatkan di Pendopo Agung Wonokitri, Kecamatan Tosari pada Senin (11/8) malam. Di Kabupaten Pasuruan umat Tengger berasal dari Kecamatan Tosari, Tutur Nongkojajar dan Puspo.
“Di Brang Kulon (Pasuruan), Senin malam ada penyambutan tamu di Pendopo Agung Wonokitri, Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. Berbagai raingkaian akan digelar untuk meramaikan acara Yadna Kasada, yakni kesenian tradisional tayuban, reog dan pesta penyambutan tamu pada Senin malam,” ujar Trisno Sudigdo.
Usai ritual adat di masing-masing daerah, jelang tengah malam warga suku Tengger dari berbagai empat wilayah turun ke lautan pasir (kaldera) untuk melaksanakan puncak ritual upacara Yadnya Kasada di Pura Agung Poten.
Tak ketinggalan, sejumlah sesembahan berupa hasil bumi dan ternak yang dibawa warga dimintakan doa kepada pemimpin adat Suku Tengger. Usai menggelar doa di Pura Agung Poten, ribuan warga berbondong-bondong menuju puncak untuk melarung sesaji di kawah Gunung Bromo.
“Mereka memulai ritual sejak Sabtu (9/8) kemarin dengan mengambil air suci di sejumlah mata air di kawasan Gunung Bromo. Air suci tersebut digunakan untuk keperluan ritual di Pura Agung Poten yang berada di lautan pasir gunung Bromo. Puncaknya pada Senin (11/8) hingga Selasa dini hari di kawah gunung Bromo,” paparnya. [hil]

Teks Foto: -Puncak Gunung Bromo yang merupakan tempat melarung sesaji bagi umat suku Tengger pada ritual Yadnya Kasada 1936.
-Warga suku Tengger Bromo melaksanakan rangkaian Yadnya Kasada di Pendopo Agung Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan. [hilmi husain/bhirawa]

Tags: