Warga Sumberbeji Jombang Temukan Struktur Bata Diduga Saluran Air Kuno

Kondisi struktur batu bata kuno yang ditemukan warga Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kabupaten Jombang, Minggu (01/07).
[Arif Yulianto/ Bhirawa]

.
Jombang, Bhirawa
Warga Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang menemukan struktur bata merah kuno saat melakukan pembersihan sendang di lokasi tersebut, Minggu (23/06) yang lalu.
Petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto yang datang ke lokasi pada Senin siang (01/07) menduga, berdasarkan kesimpulan sementara, struktur bata kuno tersebut merupakan saluran air bawah tanah era kuno.
Dalam proses bersih sendang itu, sejumlah warga menemukan bangunan dari bata merah saat menguras air di dalam sendang seluas kurang lebih 20 meter persegi. Saat itu, bentuk dari struktur bata merah itu belum terlihat jelas karena sebagian tertutupi lumpur. Hingga akhirnya, struktur bata merah kuno ini baru terlihat saat warga menggali lumpur, pada Sabtu (29/6) kemarin.
“Awalnya masyarakat ini mau bersih-bersih biar sumber airnya lancar. Ternyata ada itu (struktur bata),” terang Hamdan ridhoi (27), warga setempat saat diwawancarai di lokasi penemuan, Minggu (30/06).
Bangunan bata merah kuno ini membentang dengan panjang 10 meter. Sedangkan kedalaman bangunan bata merah ini sedalam 3 meter dari dasar sendang.
“Batanya besar-besar, ukuran batanya berbeda seperti biasanya. Lima kali lipat kemungkinan ukurannya dari batu bata biasa,” kata Hamdan.
Bata bata kuno ini terbagi dua sisi berbentuk tembok seperti saluran air. Jarak antara dua sisi hanya seluas 50-100 sentimeter. Hamdan menambahkan, saat menuruni bangunan bata merah itu untuk menguras air dan membersihkan lumpur, ia melihat sisi lain di dalam bangunan berupa lorong. Namun lorong-lorong yang ditemukan masih tertutupi air.
“Tadi ada terowongan kesana, tapi belum tahu apa karena belum dibersihkan. Ndak tau apa, karena keterbatasan tenaga,” imbuhnya.
Juru Pelihara Situs Bareng, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang David Widodo menyebutkan, bata merah kuno ini seperti peninggalan era kerajaan Majapahit karena mirip dengan bata merah kuno yang ditemukan sebelumnya di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, dan Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang beberapa waktu yang lalu.
Sementara itu, saat meninjau ke lokasi bersama tim, Arkeolog BPCB Trowulan, Mojokerto, Nugroho Harjo Lukito menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan sementara, struktur bata kuno tersebut diduga merupakan saluran air bawah tanah.
“Dari pengamatan awal kita, ini kita duga sebagai saluran air yang berfungsi sebagai saluran irigasi, tetapi dalam konteks, kalau kita melihat, di sini ada sumber airnya itu, kita duga merupakan saluran air untuk mendistribusikan sumber air bersih ke suatu tempat,” papar Nugroho, Senin siang (01/07).
Nugroho menyebutkan, dilihat dari kontruksi yang ada, struktur bata kuno yang diduga merupakan saluran air kuno itu dulunya memang sengaja dipendam. Artinya pada masa lalu pun, lanjut dia, bangunan tersebut tidak berada di permukaan tanah, namun sengaja dipendam.
“Dia berada di dalam air, karena fungsi dia menampung atau mengalirkan sumber air ke dataran yang lebih rendah,” lanjutnya.
Meski begitu, Nugroho belum bisa menyimpulkan berasal dari era apa struktur bata kuno yang terdapat di sendang di tempat tersebut. Pasalnya, pihaknya masih belum bisa melihat dan menganalisis secara detail, karena saat pihaknya tiba dilokasi, struktur bata kuno tersebut kembali tertutup air sehingga petugas belum bisa turun ke lokasi yang berada sekitar satu meter di bawah bibir sendang.
Belum lagi, berdasarkan keterangan warga, tinggi bata paling atas hingga bawah sekitar tiga meteran.
“Kalau peninggalan masa apa, kita belum bisa (menyimpulkan), karena belum ada temuan yang bisa mengindikasikan ke arah sebuah masa, entah nanti kalau sudah kita lakukan kajian, sebagai awal penyelamatan, bisa nanti kita mengarah,” terangnya.
Rencananya, BPCB Trowulan akan kembali ke lokasi ditemukannya struktur bata kuno tersebut, Selasa (02/07) untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan dibantu pihak desa setempat dengan menguras air yang menggenangi struktur bata kuno tersebut.(rif)

Tags: