Warga Tengger Gelar HUT RI Ke-71 di Lautan Pasir

Upacara Bendera di Laut Pasir Gunung Bromo.

Upacara Bendera di Laut Pasir Gunung Bromo.

(Di Lamongan Upacara Bendera Tanpa Cela)
Probolinggo, Bhirawa
Ribuan warga Suku Tengger Bromo, menggelar upacara HUT Kemerdekaan di lautan pasir Gunung Bromo, Rabu (17/8) siang. Dikuti sebanyak 5.000 warga Tengger dari berbagai kalangan yang ikut sebagai peserta upacara. Selain itu juga ada puluhan ormas dari Ansor NU, geng motor dan kader Partai Nasdem yang juga ikut menjadi peserta. Hal ini diungkapkan Supoyo, salah satu tokoh masyarakat Tengger, Rabu (17/8).
Upacara di lautan pasir Bromo, kata dia, digelar di lokasi aman, yakni 1 kilometer dari bibir kawah Bromo sesuai arahan Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Gunung (PVMBG). “Jadi masih di lokasi aman,” ujarnya.
Upacara ini, sangat menarik, karena dengan pemandangan Gunung Bromo yang sedang erupsi, dipadu dengan penampilan kesenian khas Suku Tengger. Sejak Rabu pagi sudah terlihat peserta upacara yang sudah mulai berdatangan ke Gunung Bromo. Bahkan sebagian sudah datang sejak Selasa malam.
Sehari sebelumnya peringatan HUT Kemerdekaan ke-71 RI, tahun 2016. Salah satunya, dengan napak tilas sejarah perjuangan bangsa di Kaldera Lautan Pasir Gunung Bromo bersama penyedia kuda wisata, warga Suku Tengger, dan para fotografer.
Dengan menunggang kuda, sejumlah penyedia kuda wisata, menjelajahi lautan pasir dengan membawa bendera merah putih. Begitu juga dengan warga Suku Tengger, dan beberapa anak dengan busaha khas suku.
Asap putih yang membubung tinggi dari mulut kawah, membuat pemandangan kian indah. “Memadukan semangat perjuangan dengan indahnya panorama alam Gunung Bromo,” kata Sersan Mayor Dodik, seorang prajurit TNI di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, yang menjadi penggagas napak tilas itu.
Upacara bendera memperingati kemerdekaan RI, selalu dilakukan di Kaldera Lautan Pasir Gunung Bromo dalam beberapa tahun terakhir. Memperingati HUT ke-71 Republik Indonesia banyak kegiatan di Lautan Pasir Gunung Bromo. Mulai dari pengibaran bendera raksasa, aneka lomba, sampai upacara yang melibatkan ratusan orang.
Bendera raksasa berukuran 30×6 meter, dikibarkan pukul 09.00 WIB. Ratusan personel juga membawa bendera merah putih dan membentuk formasi 71. Ada pula atraksi kuda wisata berbendera. Pukul 11.00 WIB, digelar aneka lomba rakyat. Antara lain tarik tambang, sunggi tempeh sampai balap kelereng. “Semua kegiatan dilakukan di Lautan Pasir,” kata Yulius Christian, Kabag Kominfo Pemkab Probolinggo.
Upacara peringatan HUT ke-71 RI, warga Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo, mengenakan pakaian adat. Baik yang berasal dari Kecamatan Sukapura, maupun yang berasal dari Kecamatan Sumber. Organisasi dan kelompok masyarakat lain, juga mengenakan pakaian khas masing-masing. Persiapan telah dilakukan jauh hari sebelumnya, seperti yang kita lihat bersama pelaksanaan Upacara HUT RI ke 71 ini berjalan dewngan baik dan sukses.
Sehari sebelumnya untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia. Kodim 0820 Probolinggo dengan mengibarkan bendera raksasa berukuran 6 x 30 meter di tebing Gunung Kemban Puncaksari Desa Sapih Kecamatan Lumbang, Senin (15/8).
Dari lebarnya bendera yang terbentang di tebing tersebut, butuh lebih dari 10 orang untuk mengibarkannya. Mulai dari TNI, Pramuka hingga masyarakat setempat saling bahu membahu membentangkan bendera raksaasa di Gunung Kembang tersebut, papar Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Inf Hendy Yustian Danang Suta.
Selain untuk memperingati HUT ke-71 Kemerdekaan RI, pengibaran bendera tersebut dilakukan untuk mengenalkan wisata Gunung Kembang atau lebih dikenal dengan Puncaksari yang baru tereskpose pada akhir 2015 lalu. Sebab dengan membentangkan bendera berukuran besar, paling tidak wisatawan juga bisa melihat bendera merah putih dari Gunung Bromo.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengungkapkan sejauh ini memang kawasan tersebut masih dikelola pemerintah desa sebagai salah satu pendapatan desa. “Kedepan, beberapa tempat wisata akan dikelola Pemkab Probolinggo yang tentunya akan dilengkapi fasilitas publik,” tambahnya.
Tanpa Cela
Sementara itu, pembunyian sirine secara bersamaan menjadi penanda pelaksanaan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-71 di Alun-alun Lamongan, Rabu (17/8). Seusai upacara, Bupati Fadeli yang bertindak sebagai Inpektur Upacara (Irup) menyerahkan remisi secara simbolis kepada warga binaan Lapas Kelas IIB Lamongan.
Dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI bernomor W15-1548-PK.01.01.02 Tahun 2016 tentang Pemberian Remisi Umum Tahun 2016 kepada Narapidana dan Anak Pidana, sebanyak 146 warga binaan Lapas Lamongan menerima remisi.
Dalam SK tersebut, tidak ada warga binaan dengan kasus pidana korupsi yang mendapatkan remisi. Rinciannya, sebanyak 135 warga binaan menerima remisi umum I, dengan pemotongan masa tahanan bervariasi antara satu hingga lima bulan. Sedangkan yang mendapatkan remisi umum II, ada sebanyak 11 orang warga binaan. Untuk 11 warga binaan yang mendapatkan remisi umum II ini langsung bebas dari tahanan.
Sementara itu, Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-71 berjalan tanpa ada insiden. Kesuksesan menjalankan tugas ini tak ayal disambut dengan suka cita oleh barisan muda pengibar bendera ini sesuai upacara.
Sebagai pengibar bendera, yang bertugas adalah Dhika Febrian Surya Wijaya dari SMAN 1 Ngimbang, Adam Firmansyah Alam dari SMKN 1 Lamongan dan Andrian Nuril Ihsan siswa MAN Lamongan. Untuk petugas pembawa baki bendera pada saat penaikan bendera merah putih, yang mendapat kehormatan adalah Toriq Dwi Citra Permata Sari, siswi SMAN 2 Lamongan. Dara kelahiran 20 September 2000 di Kecamatan Turi ini adalah putri dari Pasito.
Sedangkan pembawa baki pada saat penurunan bendera di sore harinya adalah siswi SMAN 2 Lamongan juga, Ageng Styaningrum. Pelajar kelahiran 3 Agustus 2000 ini adalah anak pasanga Sunarto dan Dinik Fitriya. [wap,yit]

Tags: