Warga Tengger Kumpulkan 20 Ton Sampah di Lautan Pasir Bromo Usai Yadnya Kasada

Warga Tengger gotong royong bersihkan sampah di Lautan Pasir Bromo. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Pasca ritual Yadnya Kasada, warga Tengger bersama dengan Forum Sahabat Gunung melakukan aksi gotong royong bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo, Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura.
Aksi bersih-bersih sampah lautan pasir Bromo ini juga diikuti oleh Camat Sukapura Rochmad Widiarto dan jajaran Forkopimka Sukapura, Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani, perwakilan seluruh desa, tenaga kesehatan, lembaga sekolah serta relawan dari Tagana yang ada di Kecamatan Sukapura.
Camat Sukapura Rochmad Widiarto, Minggu (19/6) mengatakan kegiatan bersih-bersih lautan pasir Gunung Bromo ini dilakukan dalam rangka untuk memberikan kesadaran kepada seluruh pengunjung TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dan masyarakat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan di lautan pasir Bromo.
“Setelah kegiatan Yadnya Kasada itu memang banyak pengunjung yang meninggalkan sampah, baik itu berasal dari pedagang maupun warga setempat yang mengikuti kegiatan ritual Yadnya Kasada,” katanya.
Menurut Rochmad, gerakan ini sebetulnya bukan hanya untuk mengingatkan bahwa setelah Yadnya Kasada harus bersih-bersih, tetapi memberikan sentuhan moral kepada masyarakat dan seluruh pengunjung di TNBTS yang memasuki kawasan Gunung Bromo untuk ikut melestarikan bagaimana mestinya kita berperilaku terhadap alam.
“Salah satu contohnya, Catur Guru Bakti kita kepada alam ingin memberikan sentuhan moral kepada masyarakat Indonesa maupun untuk segala masyarakat luar yang ikut berkunjung ke Gunung Bromo akhirnya mampu dan sadar diri bahwasanya sampah yang dihasilkan manusia ini bisa dibersihkan sendiri dan bisa dibawa sendiri,” jelasnya.
Rochmad menerangkan, tujuan utama sebagai sentuhan moral saja dan ini harapan masyarakat Tengger dan pelaku wisatapun juga sama. Ketika membawa makanan atau minuman dari luar, agar sampahnya dibawa.
“Tolong untuk sampahnya dibawa sendiri dan jangan dibuang sembarangan. Ketika di dalam jeeppun, nanti teman-teman jeep menyiapkan plastik sampah untuk dibawa pulang dan dibuang di desanya masing-masing,” terangnya.
Dari aksi bersih-bersih sampah tersebut jelas Rochmad, terkumpul sampah sebanyak 7 pikep untuk selanjutnya di buang di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) terdekat maupun TPS desa lain kalau memang tidak mencukupi.
“Kepada pengunjung harapan kami bisa menyikapi apa yang telah dilaksanakan bersama masyarakat Tengger dan penggerak wisata. Harapannya agar pengunjung Bromo sadar dan memberikan motivasi agar bisa datang ke Bromo. Tetapi tolong dijaga kebersihannya dan sampahnya bisa dibawa kembali turun atau dititipkan kepada driver-driver jeep yang sudah dinaiki. Mereka pasti sanggup untuk membantu membuangkan sampahnya,” tuturnya.
Aksi bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo ini akan terus berlanjut hingga Senin (20/6) mendatang. Sebab pada hari Sabtu (18/6) masih ada kegiatan ibadah Galungan.
Sedikitnya 20 ton sampah tersisa di kawasan Gunung Bromo setelah ritual Yadnya Kasada. Sampah itu pun dibersihkan warga Tengger bersama sejumlah elemen di kawasan lautan pasir Gunung Bromo. Bersih-bersih dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 11.00 oleh sekitar 500 orang. Mereka dari warga Tengger, komunitas Forum Sahabat Gunung (FSG), Tamam Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Muspika Sukapura, kepala desa (kades) se-Kecamatan Sukapura, TNI-Polri, komunitas jip, dan banyak pihak lainnya. Mereka menyebar dan mengumpulkan sampah di lautan pasir.wap.gat
Lebih lanjut Rochmad Widiarto mengatakan, bersih-bersih di lautan pasir ini dilakukan untuk memberikan kesadaran kepada seluruh pengunjung TNBTS dan warga sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan di lautan pasir Bromo. Juga memberikan sentuhan moral pada warga dan seluruh pengunjung yang memasuki kawasan Gunung Bromo untuk ikut melestarikan alam.
“Setelah Yadnya Kasada, memang banyak pengunjung yang meninggalkan sampah. Baik itu dari pedagang, maupun warga setempat yang mengikuti ritual Yadnya Kasada,” katanya. Hasilnya, kegiatan bersih-bersih sampah itu mampu mengumpulkan 8 pikap dan 6 truk sampah. Dengan total sampah mencapai 20 ton. Semuanya lantas dibuang ke tempat pembuangan sementara (TPS) terdekat dan TPS desa lain. “Kami bersyukur warga tengger dan sekitarnya mulai sadar menjaga kebersihan. Semoga tahun depan lebih sadar akan kebersihan,” harapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita mengatakan, giat bersih-bersih diadakan setelah Yadnya Kasada. Hal itu menurutnya merupakan upaya meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
“Kami berharap pada pengunjung Bromo untuk tidak membuang sampah sembarangan. Pelaku wisata di Bromo juga siapkan kantong plastik sampah untuk mengajak pengunjung tidak membuang sampah sembarangan,” tambahnya. [wap]

Tags: