Warga Terdampak Banjir Dringu Kabupaten Probolinggo Takut Leptospirosis

Jebakan tikus disebar didaerah terdampak banjir terparah Dringu.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Hingga Saat Ini Sudah Tiga Korban Meninggal Dunia
Probolinggo, Bhirawa
Korban banjir Dringu, Kabupaten Probolinggo dikhawatirkan dengan penyebaran penyakit leptospirosis (urine hewan). Sebab, orang yang terserang leptospirosis bertambah. Total ada empat orang. Tiga di antaranya meninggal dunia.

Pasien leptosirosis pertama meninggal Jumat (12/3). Pasien kedua meninggal Minggu (14/2). Terakhir, BS, warga Desa Kedungdalem, Kecamatan Dringu, didiagnosis positif leptospirosis dan meninggal Kamis (18/3).

Slamet, kakak korban BS saat mengatakan, adiknya meninggal dengan diagnosis leptospirosis. BS, sempat dirawat di RS Wonolangan.

BS sendiri menderita stroke. Setelah banjir pertama, dia terserang kutu air di kakinya. Karena kondisinya makin buruk, pihaknya minta bantuan petugas Posko Bencana Kabupaten Probolinggo untuk mengevakuasi adiknya.

Adiknya itu lantas dibawa ke RS Wonolangan. BS pun dirawat selama tiga hari di sana. Namun kemudian meninggal. “Tiga hari dirawat di rumah sakit, adik saya meninggal. Diagnosis dari dokter adik saya terkena leptospirosis. Kami masyarakat banyak tidak paham, ternyata leptospirosis itu membahayakan. Terutama bagi korban banjir,” jelasnya.

Karena itu, menurutnya, petugas harus lebih cepat menangani penyebaran penyakit ini. Juga memberikan pemahaman pada masyarakat tentang leptospirosis.

Direktur RS Wonolangan Dringu dr. Mariani Indahri mengungkapkan, sejak banjir Dringu terjadi sampai kemarin, pihaknya merawat sembilan orang yang bergejala mirip leptospirosis. Empat di antaranya positif leptospirosis. Dan dari empat pasien positif itu, tiga pasien meninggal. Salah satunya, pasien BS.

Ditambahkan, saat datang ke IGD kondisi kesadaran BS telah menurun. Saat dicek lebih lanjut, diduga BS terjangkit leptospira berat. “Dari empat pasien itu, ada tiga orang yang mengalami gejala klinis berat hingga meninggal. Satu orang sudah sembuh dan telah diizinkan pulang dari rumah sakit,” tandasnya.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena banjir.

Puskesmas Dringu menyebut, ada kecenderungan bakteri leptospira pada tikus di sekitar lokasi banjir di Kecamatan Dringu. Hal itu diketahui dari beberapa sampel tikus yang tertangkap. Kemudian, dibedah dan diteliti.

Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo melalui Puskesmas Dringu memang mulai ‘berperang’ melawan penyakit leptospirosis. Ratusan jebakan tikus dipasang di sekitar permukiman warga di Kecamatan Dringu yang terdampak banjir, beberapa waktu lalu.

Tujuannya, menurut Kepala Puskesmas Dringu dr. Lina Wahyu Indrayati, mencegah lebih jauh penyebaran leptospirosis. Juga mendeteksi adanya ancaman penyebaran penyakit tersebut.

Total ada 150 jebakan tikus yang dipasang. Menurut dr Lina, jebakan tikus ini dipasang terutama di lokasi yang paling parah terdampak banjir. Yaitu, di Desa Dringu dan Kedungdalem.

“Kami sudah sebarkan 150 jebakan tikus. Beberapa sampel tikus yang tertangkap sudah kami bedah dan teliti. Memang ada kecenderungan adanya bakteri leptospira itu,” katanya.

Selain memasang jebakan tikus, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. “Paling penting yakni masyarakat tetap menjaga kebersihan dan kesehatan,” terangnya.

Semenara, Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Dewi Vironica menyebut, potensi penyebaran leptospirosis bukan hanya berasal dari tikus. Juga dari hewan ternak lain. Seperti, babi, kambing, domba, sapi, anjing, kucing dan burung. “Namun penyebar utamanya saat bencana banjir memang tikus,” sebutnya.

Leptospirosis sendiri saat ini menyerang warga yang terdampak banjir di Kecamatan Dringu. Bahkan, empat orang meninggal dengan diagnosis menderita leptospirosis, tambahnya.(Wap)

Tags: