Warga Tolak Puskesmas Jadi Tempat Isolasi Covid-19

Wabup Redam Aksi dan Berikan Edukasi
Sidoarjo, Bhirawa
Usai keliling memantau tiga rumah sakit yang menangani isolasi pasien Covid 19. Wakil Bupati Sidoarjo langsung menemui warga Desa Sidodadi Kecamatan Candi Sidoarjo yang menolak kalau Kantor Puskesmas Pembantu Sidodadi yang masih kosong dan belum diresmikan akan ditempati sebagai isolasi pasien Covid 19.
Kehadiran Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin langsung disambut dengan spanduk penolakan oleh warga yang kebanyakan ibu-ibu rumah tangga. Cak Nur_sapaan Wabup Sidoarjo, langsung memberikan pengarahan-pengarahan yang meredakan suasana aksi unjuk rasa. Ia pun langsung mengajak para perwakilan untuk berdiskusi mencari solusi agar tidak menambah keresahan masyarakat.
Dengan tegas Cak Nur menjelaskan kalau proses pemilihan tempat ini tidak sembarangan, ada aturan yang dilakukan termasuk melihat kondisi lingkungan. Disamping itu, pemilihan Puskesmas Sidodadi ini juga masih dalam alternatif belum ditentukan secara pasti. Oleh karena itu, Ia mengajak para warga agar bisa memikirkan bersama-sama, mencarikan solusi bersama serta berdoa bersama-sama, agar perkembangan virus Covid 19 ini tidak berkembang.
“Saya justru memikirkan kondisi warga, jika hal ini tidak bisa dilakukan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan Sidoarjo bisa terjadi lock down. Kalau sudah seperti ini, warga mau mencari penghasilan kemana, warga mau makan apa. Makanya mari kita pikirkan bersama-sama. Jangan takut berlebihan, karena penularan Corona tidak melalui udara, tetapi melalui sentuhan tangan dan air liur,” tegas Cak Nur, Selasa (31/3).
Sebelumnya puluhan warga khususnya ibu-ibu rumah tangga dari Desa Sidodadi Kecamatan Candi Sidoarjo menolak rencana Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo sebagai salah satu Puskesmas Pembantu yang bakal dijadikan tempat isolasi dan perawatan pasien Covid-19.
Proses penolakannya dibuktikan dengan aksi unjukrasa dengan pemasangan sejumlah spanduk yang bertulisakan kecamana penolakan, mulai dari di pintu masuk Puskesmas, halaman hingga di dinding-dinding serta juga dibentangkan oleh para ibu-ibu rumah tangga, yang ada di Jl Raya Sidodadi, pada Selasa (31/3) kemarin.
Beberapa spanduk itu bertuliskan ‘Jangan Bunuh Kami Dengan Wabah Corona’, Isolasi Pasien Covid-19 Jangan di Desa Kami (Sidodadi)’, Warga Sidodadi Menolak Puskesmas akan Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Covid-19′, Ojo Digawe Panggon (jangan dibuat tempat) Isolasi Corona, Warga Sidodadi Emoh (tidak mau) Dadi Sarang Corona, Ojok (jangan) Isolasi Nak Kene (di sini) dan Warga Sidodadi Menolak Isolasi Pasien Covid-19.
“Warga jelas menolak rencana menjadikan Puskesmas jadi tempat rujukan pasien Covid-19 itu. Karena Puskesmas lokasinya di dekat perumahan warga padat penduduk,” ungkap Aisyah salah seorang warga yang semangat berorasi.
Sementara itu, Kades Sidodadi, Karnoto menegaskan aksi penolakan warga itu aksi spontan. Pihaknya tidak bisa melarang karena warga juga khawatir jika Puskesmas dijadikan ruang perawatan dan isolasi. “Semua penolakan itu merupakan aspirasi warga. Kami tak bisa intervensi atau menghalangi mereka. Apalagi ini masih dalam tahap wacana, belum ada keputusan final,” katanya. [ach.hds]

Tags: