Warga Tretes Berebut Sumber Air dengan Pengusaha Wisata

Sebuah pipa aliran air menuju ke rumah-rumah warga di Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Minggu (9/11) sore. Pipa air yang terlihat di kawasan wisata air terjun Kakek Bodho ini kondisinya mengering.

Sebuah pipa aliran air menuju ke rumah-rumah warga di Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Minggu (9/11) sore. Pipa air yang terlihat di kawasan wisata air terjun Kakek Bodho ini kondisinya mengering.

Pasuruan, Bhirawa
Warga puncak Tretes Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan kekurangan air bersih. Demi mendapatkan air bersih, wargapun terpaksa memanfaatkan air yang mengalir dari sumber secara bergiliran.
“Kondisi sumber air di puncak Tretes saat ini sangatlah minim. Sehingga kami harus bergiliran untuk memanfaatkan air. Sumber-sumber air di sini rata-rata mengering semua,” ujar Junaedi, warga Tretes Kelurahan Prigen Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan, Minggu (9/11) sore.
Memang, kawasan Pegunungan Arjuno-Welirang terdapat sejumlah sumber besar yang dimanfaatkan masyarakat di kawasan wisata Puncak Tretes. Antara lain sumber Alap-alap, Gubisan, Kali Getih, Kokopan, Pondokan, Lembah Kidang, Gondang, Gumandar, Lawang dan lainnya.
Namun, dari sumber-sumber tersebut kondisi debit air makin mengecil. Ironisnya, beberapa mata air seperti sumber Pondokan dan Lawang telah mati. Tak hanya itu, di saat sumber yang mengecil warga harus berebut air dengan sejumlah perusahaan, seperti hotel dan tempat-tempat wisata di sekitar kawasan pegunungan. “Imbasnya ke warga Tretes. Hotel-hotel besar itu memasang sendiri pipa-pipa airnya dari sumber secara langsung. Bahkan, pipa yang mereka pasang justru lebih besar dari pada pipa yang dipasang warga maupun instansi PDAM,” jelasnya.
Kepala Cabang PDAM Prigen H Ahmad menyampaikan saat musim kemarau berkepanjangan memang warga tidak dapat menikmati air sebagai mana biasa. Penyebabnya yakni karena sumber yang mengecil dan direbut oleh hotel-hotel besar dan pengusaha wisata.
“Kondisi ini berbeda sekali dengan tahun-tahun yang lalu. Dulunya, kemarau panjang warga bisa dapat menggunakan air setiap saat. Sekarang sudah tidak lagi, penampungan air milik warga justru kosong. Kondisi ini sudah berjalan enam tahun lamanya. Dalam sehari terjadi pergiliran hingga tiga kali,” tandas H Ahmad.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan Pemkab Pasuruan akan segera menetapkan Dewan Sumber Daya Air (DSDA) yang bertugas untuk mengawal kebijakan pemanfaatan sumber-sumber air. Ia juga akan mencari formula yang tepat untuk mengatur pendistribusian air dari mata air di kawasan Pegunungan Arjuno-Welirang.
“Secepatnya kami akan formula pemanfaatan sumber-sumber air itu. Sumber air yang mengecil juga dipengaruhi rusaknya kawasan hutan di Kabupaten Pasuruan. Kami juga akan menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi masalah itu. Seperti pada gerakan reboisasi santri bersama Dewan Air,” ungkap Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: