Warga Tulungagung Rebutan Sesaji Nagari

Sebagian warga Tulungagung saat saling berebut makanan dan buah-buahan gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadon kemarin.

Sebagian warga Tulungagung saat saling berebut makanan dan buah-buahan gunungan Buceng Lanang dan Buceng Wadon kemarin.

Tulungagung, Bhirawa
Prosesi acara bersih nagari dalam memperingati hari jadi Kabupaten Tulungagung ke-810, Rabu (18/11), tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Kota Marmer. Mereka selalu menunggu kesempatan untuk mendapatkan sesaji bersih nagari yang disebut gunungan tumpeng raksasa bernama Buceng Lanang dan Buceng Wadon.
Karenanya, begitu usai acara ritual bersih nagari di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso warga saling berebutan untuk mendapatkan bagian sesaji itu. Buceng Lanang berisi beraneka makanan hasil bumi Tulungagung. Sedang Buceng Wadon terdapat sesaji berupa aneka buah-buahan.
Sebagian warga Tulungagung masih percaya jika aneka makanan dan buah-buahan yang tersaji di Buceng Lanang dan Buceng Wadon itu membawa berkah. Dengan memakan sebagian aneka makanan dan buah-buahan tersebut mereka berharap dalam setahun ke depan mendapat keselamatan dalam hidup dan murah rezeki.
Sebelumnya dua tumpeng raksasa ini dikirab dari halaman Pemkab Tulungagung menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, kediaman Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo SE MSi. Dalam kirab diusung pula panji lambang daerah Kabupaten Tulungagung yang pesertanya sebagian besar adalah PNS ingkup Pemkab Tulungagung. Mereka semua mengenakan beskab pakaian adat Jawa.
Ketua Panitia Hari Jadi Tulungagung ke-810, Edi Krumpul mengungkapkan prosesi bersih nagari kemarin merupakan bagian dari rangkaian memperingati Hari Jadi Tulungagung. Menurutnya, banyak acara yang diselenggrakan selama sebulan penuh dalam Bulan November ini untuk memperingati Hari Jadi Tulungagung ke-810.
“Banyak kegiatan yang dilakukan. Termasuk pemecahan rekor MURI yakni penyajian pecel lele tyang dimasak dengan santan terbanyak dan penari Reog Kendang terbanyak. Reog Kendang merupakan tarian khas Tulungagung,” ujarnya.
Ada yang menarik dari acara bersih nagari kemarin. Jika pada tahun-tahun sebelumnya warga dilarang untuk memasuki areal dalam pendopo sebelum tumpeng Buceng Lanang dan Buceng Wadon dikeluarkan dari pendopo, tetapi kemarin berbeda. Warga sudah diperbolehkan memasuki areal dalam pendopo begitu arak-arakan tumpeng masuk dalam tempat acara prosesi bersih nagari.
Peringatan Hari Jadi Tulungagung pada Tanggal 18 November menurut sejarahnya mengacu pada Prasasti Lawadan yang terdapat di Desa Wates Kecamatan Campurdarat. Dalam prasasti itu tertulis Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa, yang artinya Jumat Pahing 18 November 1205.
Prasasti Lawadan dikeluarkan atas perintah Raja Daha terakhir, Paduka Sri Maharaja Sri Sarwweswara Triwikrama Warata Nindita Srengga Lancana Digjaya Tungga Dewanama atau lebih dikenal dengan sebutan Sri Kretajaya atau Raja Kertajaya. Pada waktu itu Raja Kertajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. [wed]

Tags: