Warga Wadung Asih Sidoarjo Jadi Satgas Anti Narkoba

Warga Desa Wadung Asih, Buduran, foto bersama usai mendapat pelatihan sebagai Satgas Anti Narkoba dari BNNK Sidoarjo.

Warga Desa Wadung Asih, Buduran, foto bersama usai mendapat pelatihan sebagai Satgas Anti Narkoba dari BNNK Sidoarjo.

Sidoarjo, Bhirawa
Warga Desa Wadung Asih, Buduran, siap lingkungannya dibentuk adanya Satuan Tugas (Satgas) anti Narkoba. Karena merasakan manfaatnya sangat besar dalam menangkal dan mengeliminir peredaran dan penyalahgunaan bahaya Narkoba, di desa yang telah menjadi sasaran urbananisasi dari berbagai daerah itu.
Kepala Desa Waung Asih, Choirul menyampaikan, sejak awal ada program seperti ini dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kab Sidoarjo itu sudah merespon positif. Pihak desa pun sudah berkoordinasi dengan sejumlah pemimpin d lingkungan desa, seperti Ketua RT, Ketua RW dan karang taruna.
”Semoga program ini berjalan lancar di desa kami dan semoga tak berhenti di tengah jalan, karena program ini demi kebaikan bagi warga desa, kami akan mensuport agar lancar,” komentar Choirul, disela-sela pelatihan Satgas anti Narkoba oleh BNN Sidoarjo, Selasa (9/6) malam, di Balai Desa Wadung Asih.
Choirul berharap, setelah sekitar 30 warganya dilatih jadi Satgas Anti Narkoba oleh BNN Sidoarjo, diharapkan mereka peduli untuk mensosialisasikan bahaya Narkoba ini pada warga lainnya. Misalnya bisa lewat cangkrukan, kegiatan tahlilan dan kegiatan warga lainnya.
Kasi Penceghan dan Pembedayaan BNNK Sidoarjo, AKP Agus Suwandi, mengakui BNN Sidoarjo tak bisa bekerja sendirian dalam mengeliminir dan menangkal peredaran Narkoba di masyarakat. Maka Satgas dibentuk agar bisa sebagai kepanjangan tangan BNNK.
”Kami tak bisa bekerja sendiri, sehingga kami berharap ada kepedulian dari warga masyarakat, juga ikut membantu membantu mengawasi penyalahgunaan Narkoba di sekitarnya, mudah-mudahan Satgas Anti Narkoba bisa bermanfaat bagi warga desa,” kata Agus.
Dipaparkannya, para Satgas ini, selain bisa memberi penyuluhan bahaya Narkoba di lingkungannya, juga bisa memantau dan melaporkan pada polisi atau BNNK Sidoarjo, bila mengamati perilaku orang di sekitarnya yang terindikasi dalam pemakaian Narkoba.
Dari Kanit Narkoba Polres Sidoarjo, Ipda Aman Prasetyo, memberikan data dari hasil ungkap kasus Narkoba Polres Sidoarjo pada tahun 2014 ada sebanyak 146 kasus, sedangkan tahun 2015 sementara ini sebanyak 13 kasus. Kini di Kab Sidoarjo lagi marak dengan pil koplo yang banyak dipakai anak SMP. Ini dikarenakan, harga belinya yang termasuk murah. Dengan harga Rp10 ribu pemakai sudah dapat 10 butir. Para tersangka pemakai pil koplo ini banyak dari Kec Krian. Yang diamankan kebanyakan anak – anak usia sekolah di SMP. ”Kasihan mereka, kalau tidak segera dientaskan dari jerat Narkoba bagaimana masa depan anak-anak kita nanti,” ujar dengan nada tanya.
Menurut Ipda Aman, pemakain Narkoba ini sebagaian besar karena dipengaruhi faktor lingkungan. Para Satgas Anti Narkoba itu diingatkan dalam mengawasi penyalahgunaan Narkoba, agar memulainya lebih dulu dari lingkungan keluarganya sendiri. Agar keluarga mereka sendiri selalu terbebas dari Narkoba. ”Para Satgas Anti Narkoba tolong sampaikan pada keluarga dan lingkungan sekitarnya, bahwa memakai Narkoba itu tak ada untungnya, itu hanya halusinasi saja,” kata Ipda Aman. [ali.adv]

Tags: