Warning, Manufaktur Mikro dan Kecil Alami Kontraksi

3-tabelPemprov Jatim, Bhirawa
Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan Pemprov Jatim agar melakukan langkah kebijakan ke depan untuk melindungi pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jatim. Kini menurut  BPS industry manufaktur mikro dan kecil sedang mengalami kontraksi atau pertumbuhan menurun sebesar 4.57 persen dilihat dari kuartal ke kuartal (q to q).
“Saya tidak mengetahui dengan jelas kenapa pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil mengalami penurunan. Kondisi ini merupaka gejala yang diwaspadai, jika tren ini berlanjut maka denyut perekonomian akan terganggu,” kata Kepala BPS Jatim, Sairi Hasbullah, Senin (3/11)
Ditambahkannya, sebenarnya  penurunan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil tak hanya di Jatim pada triwulan III ini, namun secara nasional juga mengalami kontraksi sebesar 3,43 persen.
Dibandingkan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II pada 2014, tercatat 7,12 persen, maka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan III relatif mengalami kontraksi yang cukup signifikan 11,69 persen poin.
Lebih lanjut Sairi menjelaskan, sektor industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kenaikan pertumbuhan lebih dari lima persen pada triwulan II 2014 adalah, industri bahan kimia dan barang dari kimia, industri pengolahan lainnya, industri mesin, industri percetakan dan reproduksi media rekaman, serta jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.
Sedangkan sektor industri manufaktur mikro dan kecil yang mengalami kontraksi lebih dari lima persen pada triwulan II 2014 adalah industri tekstil, industri kulit, industri minuman, industri komputer, industri alat angkut, dan industri pakaian.
Sebalinya, lanjut Sairi, jika dilihat dari tahun ke tahun atau y on y, pertumbuhan sektor industri manufaktur mikro dan kecil pada triwulan II 2014 yang mengalami kenaikan sebesar 5,71 persen dan mengalami pertumbuhan lebih dari lima persen seperti jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, industri makanan, industri kulit, industri pakaian jadi, industri farmasi, dan industri minuman.
Sedangkan industri manufaktur mikro kecil di Jatim pada triwulan III tahun 2014 yang dilihat dari y on y yang mengalami kenaikan pertumbuhan lebih dari lima persen adalah industri pengolahan tembakau, industri karet, dan industri lainnya.
“Sektor industri tembakau ternyata mengalami kontraksi lebih besar karena makin ketatnya regulasi dan kenaikan tarif cukai untuk komoditas hasil industri tembahak. Kebijakan ini cukup mengerem laju produksinya,’ katanya. [rac]

Tags: