Wartawan Nganjuk Kecam Kekerasan Empat Jurnalis Purwokerto

Anggota PWI dan IJTI Kabupaten Nganjuk melakukan aksi protes dan mengecam tindakan kekerasan yang menimpa wartawan.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Puluhan wartawan Kabupaten Nganjuk yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nganjuk dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Majapahit, mendatangi Kantor Kepolisian Resort Nganjuk.
Kedatangan para insan jurnalis tersebut sebagai wujud protes sekaligus solidaritas terhadap aksi kekerasan oknum polisi yang dilakukan terhadap empat wartawan Purwokerto, Jawa Tengah saat melakukan peliputan.
Berkumpul di Alun-Alun Kabupaten Nganjuk, puluhan wartawan gabungan wartawan cetak dan televisi menuju kantor Polres Nganjuk dengan membawa poster bertuliskan protes serta kecaman terhadap arogansi oknum Polisi. Mereka menuntut agar kekerasan terhadap rekan media yang terjadi di Jawa Tengah tidak terjadi di Kabupaten Nganjuk.
Dalam surat protes juga dituliskan desakan terhadap Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) untuk menindak tegas oknum Polisi yang melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan, sesuai dengan hukum yang berlaku. Surat itu juga ditembuskan kepada Kepala Kepolisian Resort Nganjuk.
Setelah menunggu selama satu jam di Kantor Polres Nganjuk, puluhan wartawan diterima oleh Kabag Ops Polres Nganjuk, Kompol Bambang Sutikno. Dalam kesempatan itu dilakukan serah terima surat protes dari kalangan wartawan yang ditujukan kepada Kabag Opsyang mewakili Kapolres Nganjuk, yang sedang tidak berada di kantor.
“Ini surat protes serta aspirasi saudara (jurnalis) kami terima. Insan jurnalis tidak perlu khawatir, di Kabupaten Nganjuk ini aman  dan saya jamin tidak ada kekerasan terhadap wartawan,” jelasnya.
Setelah itu, para wartawan menuju ke depan Kantor Satpol PP Pemkab Nganjuk untuk menggelar aksi protes. Dengan membentangkan poster berisi aspirasi, para wartawan menaruh alat liputan seperti kamera hingga id card untuk ditaburi bunga sebagai wujud matinya perlindungan hukum terhadap insan pers.
“Kami minta arogansi aparat penegak hukum terhadap empat rekan kami ditindak tegas. Apabila  oknum-oknum tersebut tidak ditindak, kami minta Kapolda dan Kapolres dicopot,” teriak Muji Hartono, Korlap aksi.
Seperti diberitakan sejumlah media, kekerasan terhadap wartawan Purwokerto saat meliput pembubaran paksa aksi tolak pembangunan PLTPB Gunung Slamet terjadi di depan kantor Bupati Banyumas.
Pembubaran paksa aksi penolakan PLTB di depan kantor Bupati Banyumas dilakukan secara brutal, hingga mengakibatkan wartawan Metro TV, Darbe Tyas menjadi korban kekerasan fisik, berupa pemukulan dan pengeroyokan oleh sejumlah anggota Polres Banyumas dan Satpol PP Pemkab Banyumas.
Selain itu, aksi brutal juga dilakukan aparat terhadap beberapa wartawan lain yang mencoba meliput aksi brutal aparat tersebut.(ris)

Tags: