Wasiat Istri Bung Tomo sebelum Meninggal

Pakde dan Bude Karwo menaburkan bunga di makam almarhumah Sulistina Sutomo (istri pahlawan Bung Tomo) di TPU Ngagel Surabaya, Rabu (31/8). [trie diana]

Pakde dan Bude Karwo menaburkan bunga di makam almarhumah Sulistina Sutomo (istri pahlawan Bung Tomo) di TPU Ngagel Surabaya, Rabu (31/8). [trie diana]

Ingin Tagih Janji Risma dan Membuat Museum Peradaban Dunia
Surabaya, Bhirawa
Istri Pahlawan Nasional Bung Tomo, Sulistina Sutomo telah berpulang di usianya yang ke-91 tahun, Rabu (31/8) dini hari setelah dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta karena infeksi paru-paru dan berusia lanjut sehingga sistem metabolisme tubuh menurun..
Sulistina Sutomo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngagel Surabaya.  Prosesi pemakaman berlangsung sederhana, jenazah dimasukkan ke liang lahat tanpa peti dengan bendera merah putih memayungi, tepat di samping makam Sutomo atau akrab dipanggil Bung Tomo yang wafat pada 1980. Sebelum dimakamkan, jenazah disalatkan di Masjid Al-Akbar Surabaya.
Sebelum meninggal, almarhumah berpesan kembali kepada putera keduanya, Bambang Sulistomo. Bahwa, almarhumah menyayangkan dan menyesalkan pembongkaran markas pejuang 45 yakni di Jalan Mawar Surabaya yakni rumah radio Bung Tomo. Sebab, waktu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menemui langsung di Jakarta berjanji akan mengembalikan bangunan itu. Namun, hingga saat ini belum ada titik terang untuk mengembalikan bangunan bernilai historis tersebut. “Ibu menyesalkan pembongkaran markas pejuang 45 di Jalan Mawar 10. Jadi waktu itu Bu Risma (Wali Kota Surabaya) berjanji akan mengembalikan bangunan bersejarah itu. Dan mudah-mudahan benar-benar terealisasi,” kata Bambang Sulistomo seusai prosesi pemakaman.
Bambang menceritakan, semasa ibunya masih hidup banyak berpesan kepada anak, cucu, hingga cicitnya. Almarhumah selalu mewanti-wanti jangan sekali-kali mengkhianati merah putih, jangan mengkhianati pejuang kemerdekaan.
“Ibu selalu mengingatkan saya, Mbang (Bambang Sulistomo) bapakmu iku ngejak gugur bertempur. Ingat darah dan nyawa pejuang. Ibu selalu berpesan seperti itu. Karena ibu ikut bertempur sebagai barisan perawat yang dilatih Mayor Soemarno (gubernur pada zaman perjuangan, red) pada waktu itu,” ujar Bambang menirukan pesan almarhumah Sulistina Sutomo kepada dirinya.
Menurut Bambang, ibu semasa hidupnya tidak pernah mengeluh dan selalu ingin berdampingan bersama suaminya Bung Tomo hingga akhir hayatnya. “Makanya dimakamkan di samping makam bapak saya. Ibu dan bapak selalu bersama-sama, susah, senang, prihatin selalu bersama-sama. Karena ibu tahu betul betapa beratnya perjuangan bapak,” ujarnya.
Sebelum meninggal, menurut Bambang, almarhumah juga ingin membuat semacam museum peradaban bangsa di Trowulan Mojokerto. Bahwa bangsa yang pernah besar dan berjaya di zaman Majapahit.
“Museum perdamaian dunia Suryo Majapahit, tempatnya di Trowulan. Ibu sudah berkali-kali kesana dan masyarakat sudah menunggunya. Nanti teknis administrasinya, mudah-mudahan Pakde Karwo (Gubernur Jawa Timur) bisa membantu,” jelasnya.
Mantan Sekdaprov Jatim ini mengatakan, semasa hidupnya Sulistina ingin sekali menghidupkan dan membangun peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Bahkan, beliau mengumpulkan semua yang cinta Majapahit untuk menghidupkan kembali peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit. “Cita-cita tersebut jelas akan kami wujudkan. Pemprov Jatim akan berusaha untuk mewujudkan setiap proses untuk mengenang sejarah peninggalan dari Kerajaan Majapahit,” tegasnya.
Ratusan pelayat kemarin mengikuti prosesi pemakaman Sulistina Sutomo. Tidak hanya keluarga dan kerabat, ratusan warga dari berbagai elemen dan komunitas, ratusan personel TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara turut hadir memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.
Gubernur Jatim Dr H  Soekarwo beserta istri, Dra Hj Nina Kirana Soekarwo  MSi juga tampak di antara pelayat. Begitu juga Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, beserta pimpinan Forpimda lainnya.

Sosok Wanita Tangguh
Kepergian Sulistina Sutomo memberikan duka mendalam kepada Gubernur Jatim Dr H Soekarwo. Dia mengaku sangat kehilangan sosok salah satu pejuang wanita tangguh. “Ibu Sulistina Bung Tomo adalah seorang pejuang kemerdekaan yang telah mendampingi Bung Tomo dalam berjuang mempertahankan NKRI. Kita tentu kehilangan seorang pejuang puteri sekaligus menjadi contoh bagi pejuang di era sekarang,” kata Gubernur Soekarwo ditemui di sela-sela menerima dan mensalatkan jenazah almarhumah Hj Sulistina Soetomo, di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Rabu (31/8).
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Soekarwo, almarhumah dikenal tangguh selama berjuang bersama Bung Tomo. Tangguh artinya seorang pejuang wanita yang dengan kegigihannya ikut serta berjuang di masa kemerdekaan mendampingi Bung Tomo. Tak hanya itu, Sulistina bersama pejuang wanita lainnya berjuang secara bersama-sama dalam mempertahankan tanah air Republik Indonesia.
Sementara itu, istri Pakde Karwo, Dra Hj Nina Soekarwo MSi yang turut  mensalatkan jenazah menyatakan, bahwa almarhumah merupakan sosok istri yang sangat teduh. “Beliau merupakan sosok istri yang luar biasa dan membanggakan. Beliau sangat mendukung suami yang seorang pejuang. Keluarga hingga anak-anak dari Bung Tomo sangat menjiwai semangat juang dari Bung Tomo,” ungkapnya.
Bude Karwo mengaku terus berkomunikasi dengan keluarga terkait kondisi terakhir dari Sulistina pada saat dirawat. “Pertemuan kami terakhir terjadi pada saat menikahkan puteri kami. Kami juga terus memantau setiap perkembangan kesehatan Ibu Sulistina Bung Tomo mulai dari masuk ICU hingga wafat,” tutur Bude Karwo. [iib,geh]

Tags: