Waspada Ajaran Sesat

Waspada Ajaran SesatBanyak orang “menghilang” karena kepincut ajaran sesat. Profesi dan ketenteraman rumahtangga ditinggalkan, demi mengejar harapan (cita-cita besar) palsu. Konyol-nya, pemimpin ajaran sesat tergolong bukan intelektual. Bukan pula tokoh yang mapan (secara spiritual maupun ke-ekonomi-an). Tetapi rekrutmen ajaran sesat makin diminati, menerkam berbagai kalangan masyarakat yang “dahaga” spiritual.
Dakwah ajaran sesat, sesungguhnya modus kuna. Telah terjadi sejak zaman nabi Musa a.s., zaman Yesus, sampai zaman nabi Muhammad SAW. Jika dicermati, ajaran sesat disebabkan posisi yang jauh dari tokoh utama yang benar. Misalnya bangsa Israel, pernah kepincut Musa Samiry, karena ditinggal (beberapa saat) oleh nabi Musa a.s. Hal yang sama terjadi pada warga kota Nazareth, menyimpangi ajaran nabi Isa a.s., setelah kepergian anak Maryam itu.
Begitu pula ketika nabi Muhammad SAW masih hidup, telah muncul gerakan Musylamah, warga Yamamah (di timur Arabia). Sepeninggal Nabi SAW, Musaylamah makin berani terang-terangan, mengaku mendapat wahyu. Pada masa kini, semakin banyak orang mengaku mendapat wahyu Ilahi. Termasuk yang di-klaim oleh Ahmad Musadiq. Padahal menurut ajaran Islam, aliran wahyu suda tertutup.
Setelah Musaylamah al-Kadzab, masih banyak pengaku nabi yang lain. Maraknya nabi palsu ini para ulama menyebutnya sebagai ammul riddah (zaman orang murtad). Ada kasus Kahinah, warga suku Tamim di Arabia utara. Tetapi yang menghebohkan adalah Zul Himar, yang sering diobsesikan sebagai mesianics. Ia mencampuradukkan ajaran dalam Perjanjian Lama, Injil dan Al-Quran. Bahkan Zul Himar sering dihubung-hubungkan dengan ratu adil dan pemilik keselamatan. Seperti digambarkan dalam (Injil) Zechariah 9:9.
Menilik beberapa buku yang ditulis oleh Ahmad Mushadiq mirip dengan pola Zul Himar. Bedanya, Mushadiq tak cukup bekal secara intelektual, pendidikannya rendah. Mushadiq dengan al-Qiyadah-nya, menggambarkan ke-awam-an pengetahuannya. Lebih lagi supra-naturalnya sangat dangkal jika dibanding Zul Himar. Bahkan jika dibanding beberapa dukun di pulau Jawa, Spiritual Mushadiq tergolong sangat ecek-ecek.
Setelah gagal dengan al-qiyadah, kini Mushadiq mendirikan gerakan fajar Nusantara (Gafara). Sedikit kelebihan Mushadiq, adalah kepemilikan parpor bervisa Amerika serikat. Kelompok ini merekrut anggota dari berbagai kalangan masyarakat. Ada dokter, PNS, bahkan ber-afiliasi dengan kelompok “merah.” Karena itu nama pergerakan ditambah tema Nusantara. Konon, ada yang disebut “sultan,” di-raja-kan.
Pemerintah (Kementerian Agama, Kejaksaan dan Kepolisian) sudah menyatakan ajaran Mushadiq, sebagai aliran sesat. Mengaku Islam, tetapi tidak wajib mengerjakan shalat, dan tidak wajib puasa. Syahadat-nya pun berbeda. MUI (Majelis Ulama Indonesia) tahun 2007 telah menyatakan al-qiyadah sebagai aliran menyimpang. Pernah pula dilakukan mediasi. Mushadiq menyatakan insaf. Ternyata hanya ke-insaf-an  abal-abal.
Saat ini, gerakan Mushadiq sedang kambuh. Merekrut banyak anggota. Terutama dengan ajaran utama, hijrah ke Kalimantan, untuk seluruh anggotanya. Mushadiq, hanya memanfaatkan secuil informasi tentang Kalimantan yang bebas gempa, karena tidak berada pada lintasan lempeng gempa. Namun sejatinya, Mushadiq ingin membangun “kerajaan” komunitas eksklusif. Seperti (dulu) berhasil membangun kompleks NII (Negara Islam Indonesia) di Indramayu bersama Panji Gumilang.
Polisi wajib terus memburu keberadaan Mushadiq, dan menghentikan ambisi pribadinya. Sudah banyak laporan orang hilang, diduga direkrut gerakan fajar Nusantara. Berkedok meluruskan kaidah dan kesetiakawanan sosial nasional. Ini cukup mencemaskan, menjadi teror keluarga. Dalam UUD, kebebasan beragama diakui, dan secara tekstual diatur pada pasal 29 ayat (2).
Dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan, yang dimaksud dengan “kepercayaan” adalah aturan agama dimaksud. Harus sesuai kaidah dan kelaziman agama. Idiom “kepercayaan” tidak dapat ditafsirkan sebagai melaksanakan agama secara “semau-gue.” Juga tidak dapat ditafsirkan sebagai gado-gado (sinkretisme) antar-agama.

                                                                                                                      ——— 000 ———-

Rate this article!
Waspada Ajaran Sesat,5 / 5 ( 1votes )
Tags: