Waspada Angin Kencang

photoTelah sepekan ini Surabaya dan beberapa daerah di Jawa Timur dilanda angin kencang. Bahkan di perairan timur pelabuhan Kalianget (Sumenep, Madura) dilanda ombak setinggi 3 meter. Pelayaran dihentikan untuk menghindari bencana lebih besar. BMKG pos Juanda, mengkonfirmasi bahwa angin kencang itu datang dari Australia ke Asia. Tetapi angin muson timur ini terlambat datang yang seharusnya bulan Juni lalu.
Selain angin muson timur, juga terdapat badai Halong yang berhembus dari arah timur laut Filipina. Desakan Halong ini mendorong kecepatan angin menjadi lebih kencang, khususnya di Jawa Timur dan wilayah timur Indonesia. Diperkirakan angin kencang terjadi sampai bulan September. Kawasan perkotaan mesti mewaspadai kemungkinan pohon tumbang, atau robohnya peraga iklan out-door. Sedang di kawasan pedesaan perlu mewaspadai robohnya batang padi.
Boleh jadi, karena anomali di atmosfir bumi telah menyebabkan pergerakan  angin muson timur terlambat datang. Dampak anomali telah terasa di Indonesia sejak tahun 2010. Yakni semakin tingginya intensitas curah hujan, sekaligus pertambahan waktu musim hujan yang lebih lama. Saat inipun hujan masih turun di berbagai daerah, termasuk di Surabaya. Padahal siklus musim hujan mestinya berakhir pada awal Mei.
Ada pula untungnya. Manakala hujan tetap sesekali turun, maka ketersediaan di sungai mencukupi. Selain itu, air juga diserap masuk ke tanah menjadi sumber air. Jawa Timur memiliki 23 cekungan air tanah (CAT) yang memiliki debit besar. Tetapi separuhnya (12 CAT) sudah menyusut drastis, karena hujan tak kunjung datang. Pada anomali tahun 2010 dan 2011, kemarau terasa lebih menyengat. Serta menyebabkan penguapan air lebih besar.
Beberapa LSM lingkungan hidup telah beberapa kali meng-investigasi kondisi sumber air tanah, dari hulu  ke hilir, mulai dari daerah resapan hingga titik sumber air. Faktanya, pengrusakan telah terjadi secara sistemik oleh masyarakat, perusahaan maupun kesalahan kebijakan pemerintah. Keadaan sungai di Jawa Timur juga mengalami pengrusakan sistemik. Di sepanjang tujuh sungai yang ada kondisinya mengalami pengrusakan secara laten.
Ketujuh sungai yang menjadi tanggungjawab seluruh komponen di Jawa Timur itu adalah: Wilayah sungai Madura,  sungai Baru-Bajulmati,  sungai Pekalen Sampeyan, sungai Welang Rejoso, sungai Kali Brantas Brantas, sungai Bondoyudo Bedadung, serta sungai Bengawan Solo. Sedangkan Bengawan Solo juga terpecah meliputi Wilayah DAS Bengawan Solo, Kali Lamong dan Kali Bening. Ketujuh sungai itulah yang meng-garansi kesuburan tanah di Jawa Timur.
Tetapi angin kencang muson timur, bisa menyebabkan dampak di perairan (laut) serta di daratan. Beberapa sawah di kawasan tapal kuda (Pasuruan sampai Banyuwangi) sudah terkena dampaknya. Untai batang padi yang sudah menguning rubuh diterjang angin. Sehingga petani harus melakukan ani-ani (memotong padi) lebih dini, terutama yang sudah rubuh. Tentu merugi, karena butir padi belum cukup besar dan masih ranum.
Mewaspadai kerugian lebih parah, pemerintah membuat regulasi (payung hukum). Diantaranya penerbitan  Inpres Nomor 5 tahun 2011 tentang ganti-rugi sawah yang puso. Tetapi pada tataran realisasi, Inpres tersebut terasa sulit dilaksanakan. Sebab tidak ada petak sawah yang puso lebih dari 75%. Tetapi jika dihitung per-kecamatan, maka sawah puso bisa mencapai beberapa hektar. Kerugian nampak besar.
Kriteria dan persyaratan luas sawah puso per-petak, pastilah tidak bisa dipenuhi oleh petani. Karena itu Pemerintah Daerah (Propinsi dan Pemkab serta Pemkot) perlu meng-inovasi  “kerugian daerah” dengan memperhitungkan sawah yang puso. Selanjutnya, hasil klaim (berdasarkan Inpres tersebut) bisa diteruskan kepada petani. Jika klaim kerugian petani tidak dapat dibayarkan, maka Inpres itu akan diolok-olok sebagai Inpres abal-abal, seperti beberapa Inpres lainnya.

———   000   ———

Rate this article!
Waspada Angin Kencang,5 / 5 ( 1votes )
Tags: