Waspada, Banjir Susulan Ancam Trenggalek

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Gubernur Perintahkan Secepatnya Reboisasi
Pemprov, Bhirawa
Kewaspadaan patut ditingkatkan bagi warga Kabupaten Trenggalek yang daerahnya rawan terjadi banjir. Sebab potensi terjadinya banjir susulan masih akan terjadi karena curah hujan saat ini masih tinggi. Hingga akhir Agustus menurut data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) curah hujan diprediksi antara 0-200 milimeter.
“Trenggalek berpotensi ada banjir susulan, ini karena curah hujan sampai Agustus masih tinggi. Bukan hanya Trenggalek, daerah lain juga harus mewaspadainya,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Sudarmawan usai Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (17/8).
Untuk diketahui, hujan deras yang terjadi di wilayah Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek mengakibatkan enam desa di kecamatan tersebut mengalami banjir setinggi satu meter. Banjir yang cukup tinggi ini mengakibatkan air masuk ke rumah warga, termasuk Koramil Gandusari. Enam desa yang diterjang banjir di Kecamatan Gandusari yakni Desa Jajar, Desa Ngrayung, Desa Wonorejo, Desa Sukorejo, Desa Gandusari, dan Desa Karanganyar.
Tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Sedangkan kerugian material masih belum bisa ditaksir. Akibat kejadian banjir itu, jalur yang menghubungkan Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Kampak macet, karena air sampai ke jalan raya hingga ketinggian 1 meter.
Menurut Sudarmawan, early warning system menjadi hal yang utama untuk mengantisipasi masalah bencana. Karena dengan langkah ini petugas di daerah bisa siap siaga dan segera melakukan langkah penyelamatan.
Untuk itu, saat mendapat peringatan dini dari BMKG maupun pusat Vulkanologi, BPBD Jatim langsung mengolah informasi tersebut dan disebarkan ke masyarakat melalui BPBD di daerah. “SOP kami dengan 7 menit proses penyebaran informasi ini selesai. Maksimal 14 menit masyarakat sudah mengetahui informasi tersebut,” ujarnya.
Dia melanjutkan, BPBD di daerah juga harus siap menyampaikan informasi tersebut ke masyarakat dengan cepat. Informasi ini juga disampaikan ke instansi lain seperti Dinas Pertanian. “Semakin banyak informasi ke semua lini akan lebih bagus,” ungkapnya.
Sudarmawan mengatakan, selain intensitas curah hujan yang tinggi, daerah di daratan tinggi di wilayah tersebut juga gundul. “Otomatis air langsung turun ke bawah, sungai tidak mampu menampung sehingga meluber. Ada jembatan antar desa yang putus, jembatan antar dusun juga ada yang putus,  sekolah ada yang tergenang kena banjir ini,” papar mantan Pj Bupati Sumenep ini.
Untuk penanganan pelayanan dasar, dia memastikan sudah dilakukan melalui BPBD Trenggalek. Karena  peralatan dan logistik sudah ditempatkan di daerah, sehingga buffer stock kebencanaan ada di kabupaten. “Ini yang menjadikan penanganan cepat, kemarin sempat kurang dan sudah ditambah. Kemarin sudah dikirim lagi, ada makanan cepat saji, selimut, paket kesehatan serta tambahan gizi. Kalau untuk seribu KK saja ini sudah cukup,” tegasnya.
Menanggapi banjir di Trenggalek ini, Gubernur Jatim Dr H Soekarwo telah memerintahkan BPBD Jatim untuk secepatnya menanganinya. Termasuk mengirim barang kebutuhan pokok kepada warga yang terdampak banjir.
“Ini masalahnya lahan di atasnya itu gundul. Jadi harus segera dilakukan reboisasi. Ditanami pohon yang akar tunjangnya panjang atau pohon tegakan. Memang tanaman ini lama, tapi harus segera ditanam. Kalau tidak segera ditanam juga akan rawan terjadi longsor,” tandasnya. [iib]

Tags: