Waspada Cuaca Buruk

Foto Ilustrasi

Puncak musim hujan baru berjalan sepekan, tetapi se-antero Jawa dan Bali harus waspada cuaca buruk. Hujan disertai angin kencang bisa tiba-tiba menyergap kawasan lokal, pada siang, sore atau malam hari. Beberapa daerah di Jawa Timur berstatus awas cuaca. Terutama kawasan kepulauan, bisa didatangi ombak besar menggerus talud pantai. Tambatan perahu juga bisa tercerabut. Syahbandar perlu menegaskan larangan melaut pada cuaca tak menentu.
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah menyampaikan informasi cuaca yang kurang bersahabat. Yakni, angin berhembus dengan kecepatan sampai 30 kilometer per-jam, disertai hujan deras dan petir. Permukaan laut diperkirakan bakal “diaduk” dengan ombak besar. Hal itu disebabkan tekanan udara masuk lebih besar dibanding yang keluar dari laut. Nelayan seyogianya tidak melaut (beristirahat) sambil memperbaiki jaring dan perahu.
Cuaca terang di tengah laut bisa berubah seketika menjadi gelap. Sudah menjadi pembawaan puncak musim hujan, berlangsung sampai Pebruari. Kewaspadaan terutama pada kawasan kepulauan. Di Jawa Timur, kewaspadaan ekstra mesti dilakukan di Kalianget. Serta seluruh pulau-pulau di timur kabupaten Sumenep (Madura). Begitu pula kepulauan Masalembo (berjarak 112 mil dari Kalianget). Juga di seluruh pulau Bawean (kabupaten Gresik).
Di Jawa Tengah pantai utara, terdapat kepulauan (kecamatan) Karimunjawa (kabupaten Jepara). Salahsatunya, yang paling makmur adalah pulau Kemajuan. Selain memiliki dermaga, juga memiliki bandara Dewodaru. Di selatan, Jawa Tengah juga memiliki pulau yang kesohor, Nusakambangan. Sedangkan di Jawa Barat terdapat pulau Rakit (di Indramayu). Terdapat menara mercusuar setinggi 65 meter yang dibangun di pulau Rakit sejak tahun 1872.
Waspada cuaca paling seksama harus dilakukan di kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Karena berjarak hanya 45 kilometer arah utara Jakarta, gugusan beratus pulau ini menjadi kawasan wisata cukup masyhur. Tinggi gelombang pada musim barat bisa lebih dari 1,5 meter. Curah hujan bulan Januari mencapai 354,38 mm. Kepulauan Seribu sudah sering diterpa puting beliung. Sejak tahun 2012 hampir rutin, merusak ratusan rumah warga per-musim.
Dalam catatan BNPB, setidaknya terdapat 315 kabupaten dan kota berada di daerah bahaya. Dampak banjir (tingkat sedang dan parah) selalu mengintai pada musim hujan. Meng-akibatkan sekitar 63,7 juta jiwa penduduk berisiko terdampak banjir. Berdasar mapping kebencanaan, tanah longsor juga mengancam 274 kabupaten. Sebanyak 40 juta lebih penduduk berisiko terpapar dampak longsor. Terutama di daerah rawan kawasan perbukitan.
Maka seyogianya, Pemerintah daerah (propinsi, serta kabupaten dan kota) menyusun mapping kebencanaan berdasar kondisi terbaru. Beberapa daerah yang dilalui sungai besar (tanggungjawab Balai Besar Wilayah Sungai) telah memperoleh program perbaikan lingkungan. Dengan cara konvensional berupa normalisasi, dan beton plengseng sungai, sampai tanggul. Juga dengan teknologi back to nature, dengan program tutupan vegetatif.
Hasilnya cukup baik, mengurangi tingkat keparahan dan sebaran banjir. Antaralain kabupaten Bojonegoro (yang dialiri sungai Bengawan Solo), jarang banjir. Tetapi potensi ancaman banjir seolah beralih tempat. Kawasan baru banjir terindikasi inharent dengan menyusutnya daya dukung alam. Antaralain alih fungsi lahan menjadi kawasan industri, dan permukiman.
Beberapa daerah telah menjadi pengawasan seksama BNPB (dan BPBD Propinsi, serta BPBD kabupaten dan kota). Diantaranya, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Ngawi, Kota Mojokerto, Bojonegoro, dan Sampang (Madura). Teknologi perbaikan lingkungan hidup sedunia telah merekomendasikan melalui program kembali merawat alam.
Mencegah banjir (dan longsor), dilakukan dengan penanaman pohon, memperbanyak hutan kota. Juga penanaman tutupan vegetatif di sepanjang bantaran sungai. Serta kukuh menegakkan peraturan tata-ruang.

——— 000 ———

Rate this article!
Waspada Cuaca Buruk,5 / 5 ( 1votes )
Tags: