Waspada Cuaca Ekstrem

Foto Ilustrasi

Cuaca ekstrem harian, mulai unjuk gejala ancaman bencana. Hujan disertai angin kencang, bisa tiba-tiba menyergap kawasan lokal, saat siang maupun sore. Tak jarang petir nampak menyambar di tengah sawah, dan sekitar perairan. BMKG telah me-warning, beberapa daerah akan dilanda cuaca ekstrem. Patut waspada, terutama pada saat berlalulintas di jalan, kemungkinan terjadi pohon tumbang. Juga aspal bahu jalan ambles melongsor.
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) telah menyampaikan informasi cuaca yang kurang bersahabat. Yakni, angin berhembus dengan kecepatan sampai 30 kilometer per-jam, disertai hujan deras dan petir. Permukaan laut diperkirakan bakal “diaduk” dengan ombak besar. Hal itu disebabkan tekanan udara yang masuk lebih besar dibanding yang keluar dari laut. Nelayan seyogianya tidak melaut (beristirahat) sambil memperbaiki jaring dan perahu.
Bersyukur, hujan yang ditunggu datang tepat waktu. Tetapi karena daya dukung lingkungan yang merosot, hujan menjadi ancaman timbulnya potensi bencana. Namun secara umum, hujan tetaplah menjadi berkah “pembersihan lingkungan” dari berbagai pengrusakan yang terjadi di udara maupun di perairan (sungai dan danau). Kini, sumur-sumur artesis yang mongering mulai terisi air. Yang nampak indah, adalah kehidupan ikan di berbagai sungai memperoleh suplai oksigen yang cukup.
Awal musim hujan sudah timbul bencana banjir dan tanah longsor. Di kabupaten Trenggalek, sebanyak 266 unit rumah rusak karena tanah longsor setelah diguyur hujan. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) telah menetapkan status darurat bencana, setidaknya selama sebulan, mulai pertengahan Oktober ini. Seluruh potensi daerah dikerahkan untuk penanggulangan bencana. Termasuk anggota Polres Trenggalek, turut membersihkan kawasan longsor.
Banjir dan longsor, sudah rutin terjadi, terutama di lima kecamatan (di Trenggalek) “langganan” bencana ke-iklim-an. Seluruhnya ber-topografi perbukitan. Sebagian lahan bukit digunakan untuk usaha perkebunan masyarakat. Sebagian lainnya hutan milik negara, yang nyaris tidak terurus. Secara ekologis, kawasan bukit berfungsi sebagai catchment area (area tangkapan air hujan). Tetapi sangat kekurangan tanaman tegakan, sehingga tidak mampu menyimpan air.
Bencana yang sesama juga mulai dirasakan di Pacitan. Ruas jalan nasional yang menghubungkan Trenggalek – Pacitan, ambles, dan tertimbun longsor pula. Hujan selama tiga hari, menyebabkan sungai kecil, Kali Coper, tidak bisa menampung air. Air tertumpah menjadi banjir, menggenangi permukiman dan ladang kedelai. Kawasan perbukitan di se-antero Jawa, bisa terancam bencana yang sama, terutama di Jawa Barat, DIY (Yogya) dan Banten.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat, sekitar 63,7 juta jiwa penduduk berisiko dampak banjir. Berdasar mapping kebencanaan, tanah longsor juga mengancam 274 kabupaten. Sebanyak 40 juta lebih penduduk berisiko terpapar dampak longsor. Di Jawa Timur, misalnya, seluruh daerah (38 kabupaten dan kota) terdampak banjir. Serta 20 daerah sekaligus rawan bencana longsor.
Kawasan perbukitan sebagai catchment area, memerlukan penanganan perbaikan lingkungan lebih sistemik. Diantaranya, pemilihan jenis pohon tegakan yang lebih sesuai dengan kondisi lahan. Begitu pula bantaran di sepanjang aliran sungai, perlu “di-ruwat.” Misalnya, melalui tutupan vegetatif lebih masif. Terutama jenis pohon yang “boros” (menyerap) banyak air. Selain sebagai pertahanan, kawasan sungai nampak lebih indah.
Lembaga pemerintah (dan daerah) yang bertanggungjawab pada kawasan perbukitan dan sungai, mesti lebih terbuka terhadap pemikiran inovatif penanganan banjir. Catchment area, lereng bawah perbukitan dan bantaran sungai, tidak selalu bisa di-aman-kan dengan plengseng beton. Cara menghadapi kekuatan alam (bencana), harus kembali pada prinsip kelestarian alam (lingkungan hidup). Bukan dengan proyek “menanam” beton, melainkan lebih banyak menanam pohon.

                                                                                                          ———   000   ———

Rate this article!
Waspada Cuaca Ekstrem,5 / 5 ( 1votes )
Tags: