Waspada Varian Omicron, Wanita Hamil Pegawai Pemkot Probolinggo di WFH

Rapat koordinasi antisipasi penanganan Omicron. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kota Probolinggo menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah menyebarnya kasus Covid-19 varian omicron, khususnya di wilayah Kota Probolinggo.

Hal itu disampaikan Sekda drg. Ninik Ira Wibawati saat memimpin Rakor bersama Tim Peningkatan Pencegahan dan Penanganan Konflik Sosial Kota Probolinggo bulan Januari tahun 2022, di Aula Bakesbangpol. Rakor ini dihadiri unsur forkopimda dan diikuti instansi internal pemkot secara daring.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 disebutkan bahwa tahun 2020 terdapat 3.384 orang Kota Probolinggo, 5 orang hamil menderita Covid-19 dan 1 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Tren sangat meningkat drastis terjadi pada tahun 2021. Jumlah sama sebanyak 3.384 orang Kota Probolinggo, 45 orang hamil menderita Covid-19 dan 8 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Untuk itu, pemkot mengeluarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Probolinggo tanggal 25 Januari 2022, Nomor 065/602/425.022/2022 tentang pemberlakuan Work From Home (WFH) bagi ASN dan Non ASN khusus wanita hamil di masa pandemi Covid-19 varian Omicron.

Dijelaskan Sekda Ninik, Kamis (27/1) menyebutkan berdasarkan arahan dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI bahwa puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Februari atau awal bulan Maret.

“Untuk itu, saya minta pada Dinkes dan Diskominfo mensosialisasikan surat edaran ini, terkait taat protokol kesehatan agar disetel berulang di Radio Suara Kota. Dinkes juga perlu mengagendakan acara dialog interaktif seperti beberapa bulan yang lalu terkait kasus Omicron dan vaksinasi,” pintanya.

Tak hanya membahas perkembangan Covid-19, Sekda Ninik juga menyinggung soal antisipasi intensitas curah hujan tinggi disertai angin yang berdampak pada kasus demam berdarah.

“Terima kasih teman-teman dari Polresta, Kodim, Pol PP, Damkar, BPBD, Dinkes dan semuanya tiga pilar lainnya telah membantu kejadian yang dilaporkan di Call Center 112. Kami mengimbau masyarakat untuk waspada musim hujan disertai angin dan melakukan tindakan preventif 3M plus. Memberdayakan kader-kader jumantik di masing-masing rumah guna memeriksa genangan air baik di kamar mandi, selokan dan sebagainya,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Kejari Boedi Hariyantho tidak ingin ketinggalan, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terkait penyebaran Covid-19. “Meskipun varian Omicron tidak seganas varian Delta, kita harus tetap waspada dan mengantisipasi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Oleh karena itu, bagi yang belum vaksin, segera vaksin!,” serunya.

Menurutnya, sampai dengan saat ini sebanyak 4,47 persen masyarakat Kota Probolinggo belum vaksin dan jika kedapatan masyarakat positif Covid-19 agar dilakukan Isolasi secara terpadu (isoter). Ia juga menyampaikan pentingnya pengawasan penggunaan anggaran terkait penanganan Covid-19 oleh Inspektorat.

Selanjutnya, Pasi Ops Kodim 0820 Letda Inf. M Isnaeni menjelaskan kesatuannya siap membantu Pemkot Probolinggo dengan cara pengumpulan data-data dari Dinkes dan Dispendukcapil bagi warga yang belum melaksanakan vaksinasi.

Pada kesempatan ini pula, Kabag Ops Polresta Kompol Lono Setyo mengimbau masyarakat Kota Probolinggo agar mengurangi mobilitas ke luar kota untuk sementara waktu.

Dalam SE tersebut ada beberapa poin penting, yakni bagi ASN dan non-ASN wanita yang sedang hamil diimbau untuk melaksanakan WFH, guna mengurangi penyebaran kasus Covid-19 varian omicron yang berdampak pada kesehatan ibu dan janin.

“Kemudian mengurangi rapat-rapat fisik dan perjalanan dinas ke luar daerah dalam rangka menekan penyebaran Covid-19 varian omicron,” katanya.

Ketiga, ujar dia, bagi kepala perangkat daerah untuk selalu memperhatikan penyebaran varian omicron di tempat kerjanya, dan apabila ada yang terpapar, kepala perangkat daerah diperkenankan memberlakukan WFH dan WFO sesuai peraturan.

Bagi ASN dan non-ASN, katanya, tetap menjaga protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, salah satunya dengan menerapkan 5M. Berdasarkan arahan dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI bahwa puncak gelombang Covid-19 varian omicron di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Februari atau awal Maret 2022.
.
“Untuk itu, saya minta dinkes dan diskominfo menyosialisasikan surat edaran itu terkait taat protokol kesehatan. Dinkes juga perlu mengagendakan acara dialog interaktif, seperti beberapa bulan yang lalu, terkait kasus omicron dan vaksinasi,” tambahnya. [wap.dre]

Tags: