Waspadahi Hewan Kurban Luar Daerah yang Dijual di Kota Mojokerto

Wawali Suyitno melakukan sidak penjual hewan kurban di jalan Ijen, Kota Mojokerto, Senin (20/8). [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Dinas Pertanian Kota Mojokerto melakukan pengawasan ketat pada hewan kurban yang dijual pedagang untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha. Termasuk melakukan pengawasan ketat terhadap setiap hewan kurban yang berasal dari luar daerah. Langkah ini untuk memastikan kualitas dan kesehatan hewan kurban.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mojokerto, Happy Dwi Prasetyawan mengatakan, sejak pertama hewan kurban membanjiri wilayahnya, maka diperintahkan kepada petugas untuk melakukan pemantauan. Setiap pedagang hewan dadakan muncul, pihaknya melakukan pendataan. Terutama soal kapasitas hewan yang dijual berikut asal usulnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga langsung melakukan cek kesehatan hewan kurban untuk memastikan layak jual. Dan pemantaun seperti ini akan dilakukan terus menerus hingga hari H penyembelihan. ”Kami melibatkan delapan dokter hewan yang keliling setiap hari untuk mengecek kesehatan hewan kurban. Sejauh ini aman,” terang Happy, Senin (20/8).
Di Kota Mojokerto, Dinas Pertanian setempat melarang masuknya hewan asal Jawa Tengah sebagai antisipasi penyebaran penyakit antraks. Namun, menurut Happy, pembatasan itu tak dilakukan. Alasannya, pengecekan hewan kurban sudah dilakukan pihaknya secara serius. ”Kami kan sudah mengecek semuanya. Kalau dinyatakan sehat, tidak ada masalah dari mana saja asalnya,” tandasnya.
Saat penyembelihan hewan kurban nanti, pihaknya juga bakal memberikan bantuan petugas secara khusus. Petugas ini akan membantu proses penyembelihan yang benar. ”Jadi, mulai hewan masuk hingga disembelih, kami akan terus mendampingi. Kalau memang nanti ada hewan yang dinyatakan tak sehat, kita akan tegas untuk tidak menjualnya atau menyenbelihnya. Ini agar masyarakat merasa aman,” pungkasnya.
Hariadi, salah satu penjual kambing kurban di Jl Raya Ijen, Kota Mojokerto mengatakan, penjual juga sudah bersikap hati-hati sebelum membeli hewan kurban. Selain harus sesuai dengan persyaratan Agama Islam, kesehatan hewan kurban juga diutamakan. ”Kami sendiri akan rugi jika tidak hati-hati. Di sini sering dipantau petugas juga,” kata Hariadi.
Dia mengaku, hingga kini penjualan hewan kurban masih belim menunjukkan kenaikan yang signifikan. Biasanya, menurut dia, penjualan akan naik drastis satu hingga dua hari menjelang Hari Raya. ”Ini masih banyak. Tapi biasanya akan habis di hari-hari terakhir,” pungkasnya. [kar]

Tags: