Waspadai Anak Dijadikan Kurir Narkoba

Keberadan anak-anak kecil yang masih polos kini telah dimanfaatkan bandar Narkoba untuk mengedarkan barang-barang haram itu pada pembelinya. [alikusyanto/bhirawa]

Keberadan anak-anak kecil yang masih polos kini telah dimanfaatkan bandar Narkoba untuk mengedarkan barang-barang haram itu pada pembelinya. [alikusyanto/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Bandar Narkoba menggunakan segala cara untuk bisa mengedarkan Narkaba. Salah satunya bisa memanfaatkan keberadaan anak-anak kecil untuk menjadi kurir Narkoba. Sebab biasanya, keberadaan anak-anak kecil itu tak dicurigai aparat kepolisian dan BNN.
”Ini bukan karangan tapi sudah menjadi fakta,” ujar Kabag Wasidik Narkoba Polda Jatim, AKBP Setyo Budi, baru-baru ini.
Sehingga Setyo Budi mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai ancaman para Bandar Narkoba itu. Sebab bila semua pihak tak serius untuk mewaspadainya, akan banyak anak-anak kecil yang akan dijadikan kurir Narkoba yang menjadi musuh negara dan masyarakat luas ini.
Disampaikan Budi, awalnya anak-anak kecil itu dikelabuhi diberi sesuatu yang mengandung Narkoba. Mereka menerima karena tidak tahu itu Narkoba. Setelah jadi kebutuhan, maka anak-anak kecil itu disuruh mengantarkan Narkoba pada orang-orang tertentu yang jadi pembeli.
”Mereka tak hanya diberi Narkoba saja tapi juga diberi uang, karena itu anak-anak kecil yang jadi kurir itu bersemangat, kalau kita tak waspada, bisa-bisa akan semakin banyak anak anak kecil yang akan masuk dalam tim pengedar Narkoba,” papar Budi.
Menurut Budi, pengedar Narkoba ini juga memakai berbagai cara untuk bisa menjual Narkoba. Mereka juga tidak hanya mengedarkan lewat anak-anak kecil saja, tapi dalam penjarapun terkadang mereka juga masih bisa mengedarkan.
Menurut evaluasinya, bisa jadi karena jumlah petugas di Lapas masih kurang sehingga berimbas pada kurangnya pengawasan juga. Akibatnya saat ada pembesuk masih bisa menitipkan HP pada bandar untuk berkomunikasi.
Para bandar Narkoba ini masih membandel dengan tetap bertransaksi jual beli Narkoba meski sudah di dalam penjara, kata Bbudi, sebab bandar telah merasa enaknya berjualan Narkoba. Karena keutungannya sangat besar. Dalam 1 gramnya para bandar Narkoba ini bisa untung sampai Rp900 ribu. Bahkan kalau lagi ramai peminat, harganya bisa mencapai Rp2 juta per gram.
Diakui Budi, meski Narkoba ini harganya mahal, tapi pecandu Narkoba di Indonesia masih banyak saja. Pada tahun 2014 lalu jumlah pecandu mencapai sekitar 4.2 juta, tahun 2015 ini diprediksi malah tambah menjadi 5 juta pecandu.
Dengan UU Nomor 35 tahun 2009, jutaan para pecandu Narkoba di Indonesia ini bisa direhabilitasi. Tapi tahun 2015 ini, Pemerintah hanya mampu merehabilitasi pecandu Narkoba se Indonesia sebanyak 100 ribu saja. [ali]

Rate this article!
Tags: