Waspadai Degradasi Moral

Dr Kisyanto SM SE MM

Dr Kisyanto SM SE MM
Terjadinya degradasi atau kemerosotan moral, akhlak, karakter pada bangsa ini memantik keprihatinan banyak orang. Salah satunya adalah Dr Kisyanto SM SE MM yang setiap hari menjabat Kepala SMK YPM (Yayasan Pendidikan Ma’arif) 8 Sarirogo, Sidoarjo.
Sebab degradasi ini dapat mengancam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara jika tidak segera dicarikan solusinya. Keprihatinan Kisyanto itu pun dimasukkan dalam sebuah buku karyanya yang berdujul ‘Pendidikan Karakter Orang Dewasa’.
Menurut pria kelahiran Sidoarjo, 15 Desember 1962 itu, setidaknya ada 10 tanda zaman yang harus diwaspadai. Yakni kekerasan dan tidak anarki (tawuran antar siswa, antar kelompok, antar daerah), pencurian, tindakan curang, pengabaian terhadap aturan yang berlaku (kaburnya pedoman moral baik dan buruk). “Termasuk juga mementingkan diri sendiri dan rendahnya tanggungjawab sebagai warga negara,” jelas Bendahara MKKS SMK Swasta Jatim ini, Kamis (20/6).
Disamping itu, mantan dosen UINSA 2001-2004 ini juga menegaskan, sikap ketidaktoleran (saling curiga dan adanya kebencian di antara sesema). Penggunaan bahasa yang tidak baik, kematangan seksual yang terlalu dini dan rendahnya rasa hormat pada otorritas (orangtua, pemimpin, pendidik serta tokoh, hingga masih banyaknya perusakan diri, seperti minuman keras, narkotika dan obot-obater terlarang, bahkan sampai pada tahap bunur diri.
“Kondisi tersebut harus diwaspadai, jika tanda-tanda itu sudah tumbuh dan berkembang di suatu bangsa dan negara, berarti bangsa tersebut sedang menuju jurang kehancuran,” tegas Pak Kis_sapaan akrabnya.
Untuk itu, perlu adanya pembinaan dan pengembangan karakter, tidak hanya terbatas pada kalangan pelajar dan mahasiswa saja, melainkan terus berkelanjutan sampai akhir hayat. Pendidikan karakter juga bukan hanya tanggungjawab lembaga pendidikan atau dunia sekolahan saja, tetapi tanggungjawab seluruh unsur masyarakat. “Dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan industri, juga lembaga politik atau organisasi sosial kemasyarakatakan lainnya, termasuk Pondok Pesantren,” katanya.
Ia tegaskan, kalau Ponpes telah terbukti menjadi sebuah lembaga yang sangat efektif dalam pengembangan karakter baik/akhlak mulia peserta didik. Hal ini karena Ponpes kemandirian kurikulumnya lebih mudah menerapkan berbagai model dan strategi pembelajaran nilai-nilai karakter yang tepat, menarik, kreatif dan inovatif. “Pendidikan Karakter di Pesantren lebih efektif dibanding dengan di sekolahan. Karena tidak hanya mengembangkan kemampuan koknitif, tetapi aspek efektif dan psikomotorik siswa dilakukan secara maksimal,” terang pria lulusan S3 Universitas Negeri Malang.
Trainer nasional AMT (Achievement Motivation Training) ini mencontohkan Ponpes Salafiyah Biba’a Fadirah Malang yang telah berhasil melaksakanakan pendidikan karakter siswa/santri dengan model dan strategi untuk orang dewasa. “Membentuk karakter orang dewasa tidaklah mudah, harus memerlukan strategi yang khusus. Dibutuhkan strategi yang efektif, menarik, kreatif, inovatif serta sesuai dengan kaidah pendidikan orang dewasa,” pungkasnya. [ach]

Rate this article!
Waspadai Degradasi Moral,5 / 5 ( 1votes )
Tags: