Waspadai Hama di Kemarau Basah di Lamongan

Bupati Fadeli dan Wakil Bupati Kartika Hidayati Saat Panen Raya di Desa Besur Kecamatan Sekaran. [Suprayitno/bhirawa]

Lamongan, Bhirawa
Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Aris Setiadi mewanti-wanti berkembangnya organisme pengganggu tanaman (OPT/hama) di musim tanam tahun ini. Itu disampaikannya karena musim kemarau basah diprediksi masih akan terjadi tahun ini, sebagaimana musim tanam tahun lalu. Karena musim kemarau basah yang ditandai dengan panjangnya musim penghujan, juga mengakibatkan hama berkembang.
Dijelaskan oleh Aris Setiadi melalui Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi pengendalian hama terpadu. Termasuk dengan memfasilitasi petani yang secara mandiri memproduksi agen hayati. “Musim kemarau basah ini membuat petani kita bisa terus menanam. Namun dengan terus menanam, berarti rantai perkembangan hama juga tidak bisa diputus. Untuk itu petani kita harus waspada,” jelas dia.
Saat ini, sudah ada sekitar 170 hektar tanaman padi yang terserang hama dengan kategori sedang, sehingga masih bisa diatasi oleh Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan. Sementara salah satu cara yang efektif dan ramah lingkungan untuk pengendalaian hama itu adalah dengan penggunaan agen hayati. Seperti yang sudah diterapkan petani di Desa Besur Kecamatan Sekaran.
Menurutnya Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan kedepan akan mengembangkan pertanian padi yang bebas pestisida. Dengan harapan, produktivitasnya bisa dinaikkan hingga mencapai 10 ton per hektar. “Saat ini sudah ada 36 kelompak tani yang sudah secara konsisten menggunakan agen hayati untuk pertanian padi dan sama sekali sudah tidak menggunakan pestisida. Salah satunya di Desa Besur Kecamatan Sekaran, ” ungkap dia.
Untuk inovasi pertanian seperti di Desa Besur itu, Bupati Fadeli menekankan kepada Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan agar memfasilitasi. Karena di Desa Besur, penggunaan agen hayati terbukti bisa meningkatkan produktivitas padi menjadi 10, ton perhektar gabah kering panen yang setara 8,94 ton perhektar gabah kering giling.
“Petani agar terus didampingi. Apalagi jika penerapan agen hayati ini dilakukan dengan pemilihan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi tanah, penanaman jajar legowo, dan panen menggunakan alat modern, hasilnya harusnya bisa lebih tinggi lagi,” katanya.
Agen hayati yang dikembangkan petani Besur adalah jenis dekomposer, beauveria dan trichoderma. Mereka juga memagari lahan padi mereka dengan tanaman refugia seperti bunga matahari yang dikenal sebagai musuh alami hama. Tahun  ini Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan  Perkebunan menargetkan luas tanam padi bisa mencapai 160.633 hektar. Target itu saat ini sudah terealisasi seluas 68.288 hektar. [yit]

Tags: