Waspadai Korban Petasan dan Kecelakaan Lalin

Suasana RSUD Dr Soetomo menjelang perayaan Tahun Baru 2018, Selasa (26/12) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(RSUD Dr Soetomo Siapkan 285 Tenaga On Call Selama Natal-Tahun Baru 2018)
Surabaya, Bhirawa
Korban petasan biasanya banyak ditemukan saat tahun baru setelah kecelakaan lalu lintas. Luka yang diakibatkan petasan ini menjadi kewaspadaan sendiri bagi pihak RSUD Dr Soetomo selama Natal 2017 dan tahun baru 2018.
Spesialis bedah kepala dan leher dr Urip Murtedjo SpB-KL (K) mengungkapkan petasan memang menghasilkan ledakan dalam kategori ringan. Walaupun begitu, tetap saja berbahaya apalagi sampai terkena bagian tubuh.
Dituturkannya petasan mempunyai partikel atau kandungan tertentu sehingga ketika petasan meledak dan mengenai bagian tubuh dapat merobek kulit bahkan kebutaan permanen jika mengenai mata.
“Luka akibat petasan harus dibersihkan sampai tuntas, takutnya malah terinfeksi. Karena luka akibat petasan ini biasanya juga buruk sekali,” ujar mantan Kepala Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSDS Surabaya ini kepada Bhirawa, Selasa (26/12).
Menurutnya, Beberapa tahun yang lalu kasusnya cukup banyak dan menurun setelah adanya aturan terkait pelarangan dan bahayanya petasan. Meski demikian, penanganan korban petasan di RSUD dr Soetomo tetap disiagakan karena kejadiannya tidak dapat terduga, walaupun sudah ada larangan.
“Pasien petasan memang banyak menjelang lebaran, tapi saat tahun baru biasanya juga ada, seperti saat tahun lalu yang ada sampai 3 pasien. Biasanya juga anak-anka,” urainya.
Dalam penanganan korban ledakan petasan yang menjadi fokus penanganan biasanya adalah memulihkan trauma akibat ledakan petasan. Menurutnya, jika ada korban petasan juga akan dilakukan partisipasi aparat kepolisian agar mendapat efek jera.
Selain itu, pasien akibat kecelakaan lalu lintas juga sangat diwaspadai. Apalagi jika Car Free Night ditiadakan. Sehingga akan lebih banyak pengendara motor yang berpotensi mengalami kecelakaan.
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Dr Soetomo, Dr dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) menambahkan biasanya pasien kecelakaan lalu lintas didominasi luka patah tulang hingga cedera pada kepala. Sehingga sudah disiagakan ruang operasi dan para spesialis saat momen pergantian tahun. “Biasanya antara jam 2 dampai jam 4 dini hari pasien kecelakaan mulai dating,” katanya.
RSUD Dr Soetomo Surabaya, lanjut Joni, telah menyiapakan sebanyak 285 tenaga on call selama liburan Natal dan Tahun Baru 2018. Tenaga ini terdiri dari 41 tenaga manajemen, 198 tenaga pelayanan, dan 46 tenaga penunjang dan ada saat terjadi hal di luar perkiraan.
“Alat penunjang seperti obat dan alat kesehatan sudah disiapkan cukup. Saat Natal dan Tahun baru ada enam kamar operasi di UGD, 95 ruang rawat inap di UGD dan ambulance yang siaga 24 jam. Di luar ruangan juga ada di antaranya diagnosis radiologi dan laboratorium,” kata Joni.
Dia mengungkapkan saat Natal dan terutama malam pergantian tahun, pasien paling banyak datang di rumah sakit itu justru penyakit-penyakit yang tidak emergency seperti gangguan pencernaan, gangguan saluran nafas. Hal itu menurut dia, karena banyak pusat layanan yang tutup.
“Harusnya yang dirujuk dan datang harus diatur. Yang berat saja harusnya. Penyakit panas mual harusnya cukup di puskesmas dan rumah sakit kecil. Nyatanya justru penyakit kecil yang banyak di Soetomo,” tuturnya.
Namun hal seperti itu saat ini sudah berkurang. Pasien di UGD RSUD Dr Soetomo cenderung menurun dan menandakan semakin bagusnya sistem rujukan. “Trennya mulai tahun 2013 sampai 2017 cenderung menurun di UGD. Itu berarti rujukan sudah mulai baik. Kami berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota tentang apa yang perlu dipersiapkan terutama hal yang terburuk,” kata dia.
Dia menambahkan, pada saat perayaan tahun baru biasanya seperti Car Free Night dan lainnya. Untuk itu pihaknya fokus memperhatikan pasien kasus kecelakaan lalu lintas. “Sarana yang berkaitan dengan laka sudah disiapkan. Dokter yang berkaitan dengan itu juga akan diintesifkan. Dari direksi siap sedia. Setiap direksi harus ada sesuai dengan jadwal masing-masing,” ujarnya. [geh]

Tags: