Waspadai Nyeri Parah Selama Haid, Pertanda Adanya Penyakit

nyeri-haid2Surabaya, Bhirawa
Sebagian besar kaum perempuan pernah merasakan nyeri haid, hanya sebagian kecil mungkin yang tidak mengalaminya. Sebagian lagi mengalami nyeri haid yang parah atau tingkat nyerinya lebih tinggi dibandingkan yang lain. Jika selama ini masyarakat menganggap itu biasa, mereka harus merubah pandangannya. Karena nyeri haid bisa menjadi pertanda atau gejalan suatu penyakit.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan RSUD Dr Soetomo Dr Hari Nugroho SpOG menuturkan, nyeri haid atau dalam bahasa kedokteran dikenal dengan istilah dysmenorrhea adalah suatu kondisi nyeri pada bagian tertentu pada perut yang terjadi sebelum, saat, dan setelah menstruasi. Dimana sekitar 50 hingga 90 persen wanita mengalaminya, akan tetapi yang harus menjadi kewaspadaan adalah nyeri ini bisa saja normal, namun bisa juga gejala adanya kelainan pada daerah rahim dan sekitarnya.
“Khususnya bagi mereka yang mengalami rasa nyeri yang sangat parah dan selalu dialami saat haid. Bisa jadi itu merupakan gejalan kelainan atau penyakit diseputar rahim,” ujarnya dalam acara Seminar Kesehatan dengan tema ‘Nyeri Haid (tidak) Selalu Normal’.
Dituturkan Hari, dari kasus-kasus yang pernah ditanganinya, sebagian wanita yang mengeluhkan nyeri haid berlebihan mereka mengalami kelainan atau penyakit pada daerah rahim dan sekitarnya. Dan dimana pasien-pasien yang ditanganinya kebanyakan datang bukan saat kelainan atau penyakit masih dini atau awal terbentuk, tetapi sudah agak terlambat. “Kebanyakan mereka datang karena susah memiliki keturunan dan keluhan nyeri hadi, setelah dilakukan diagnosis, ternyata ada kelainan,” tegas dokter yang juga berprakterk di RS Darmo dan RS Bedah tersebut.
Kelainan atau penyakit yang ditemukan seperti kista, mium, hingga kelaianan endometriosis lainnya yang mengarah pada masalah fertilitas. Jika sejak dini diketahui, papar Hari, pengobatan dan angka keberhasilannya cukup besar. Namun jika sudah agak terlambat tentunya bukan hanya hasil pengobatan yang kurang maksimal, dikhawatirkan kelainan tersebut berkembang menjadi ganas.
Dituturkan dokter yang juga anggota Ginekologic Minimaly Invensive Treatment Surabaya (GMITS), pasien dengan keluhan awal nyeri haid setelah dilakukan diagnosis dan ditemukan adanya kelainan, 54 persen adalah endometrisis dan sisanya adalah mium. Dimana dari banyaknya pasien tersebut, 24 persennya harus menjalani pengangkatan kandungan dan 76 persen sisanya hanya menjalani pengangkatan mium.
“Ini kenapa para dokter sangat mendorong masyarakat untuk sadar kesehatan dan melakukan deteksi sejak dini, yaitu agar sesegera mungkin dideteksi sehingga harapan kesembuhan lebih besar dan waktu pengobatan lebih singkat. Termasuk menghindari sebelum menjadi ganas,” tukasnya. [dna]

Tags: