Waspadai Peningkatan Pemudik Lewat Jalur Tol

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek menggelar rakor angkutan lebaran 2019 bidang lalu lintas di Gedung Negara Grahadi, Minggu (12/5).

Surabaya, Bhirawa
Rampungnya sebagian besar pembangunan jalan tol trans Jawa diprediksi akan menjadi pemicu meningkatnya arus mudik lebaran tahun ini. Karena itu, perlu langkah antisipasi terhadap prilaku pengemudi yang menggunakan jalur tol.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya menuturkan, jalan tol saat ini sudah jadi dan siap digunakan. Termasuk untuk tol Pandaan – Malang yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini, Senin (13/5). Namun, dengan adanya jalan tol, ada yang harus diantisipasi terkait prilaku pengemudi. Khususnya kepatuhan terhadap kecepatan maksimal 100 km per jam.
“Ada kecenderungan ngebut. Karena itu, kita minta kepada operator jalan tol, dishub, dan Dirlantas untuk mengamati tempat-tempat yang rawan dengan antisipasi berupa rambu, dan batasi 100 Km per jam tutur Budi Karya usai mengikuti Rakor Angkutan Lebaran 2019 di Gedung Negara Gahadi, Minggu (12/5).
Sementara itu Kabag OPS Korlantas Polri Kombespol Benyamin menuturkan, diprediksi akan terjadi peningkatan sekitar 30 – 40 persen Dari Jakarta menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jatim. JIka tahun lalu arus pergerakan mencapai 1,2 juta di wilayah Jawa ini, maka tahun ini diperkirakan akan menjadi 1,5 juta.
Khususnya untuk Jatim, menurutnya Benyamin harus waspada karena diprediksi akan terjadi euphoria masyarakat yang ingin mencoba trans Jawa. Tapi mudah-mudah karena sudah surut dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, sehingga Jatim terkena imbas pengurangan arus lalu lintasnya. “Jadi harus siap Jatim menerima bangkitan dari arah Jakarta ini. Kalau kita di Jakarta nanti akan melakukan rekayasa-rekayasa untuk melancarkan arus lalu lintas,” tutur dia.
Terkait kepadatan di jalur tol, Benyamin mengaku diprediksi akan terjadi kepadatan di gate Waru Gunung. Sementara untuk exit tol di beberapa titik juga akan terjadi kepadatan seperti exit tol Bandar Kedung Mulyo, exit tol Karanglo, Malang. “Antisipasinya kita minta nambah. Di Karanglo ini kita harapakan ada tambahan fungsional sampai ke Pakis. Kemudian pengaturan oleh Satlantas Polresta Malang dan Polres Kabupaten Malang,” tutur dia. Menurut dia, puncak arus mudik akan terjadi pada 30 Mei sampai 2 Juni. “29 Mei sudah ada, tapi tidak setinggi pada 30 Mei dan itu akan terus ramai sampai H-2 nanti,” tandasnya.
Terkait prilaku pengguna jalan, Benyamin memastikan tidak akan mengambil tindakan tilang jika tidak benar-benar mendesak. Karena itu, langkah yang dilakukan adalah menggunakan speed gun untuk mengetahui kecepatan kendaraan dan memaksimalkan petugas di sepanjang jalan tol untuk melambaikan bendera agar pengendara mengurangi kecepatan.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, terdapat 7,12 juta masyarakat Jatim yang akan melakukan mudik. Dari 7,12 3,4 juta menggunakan kendaraan darat. Tingginya jumlah arus mudik via darat ini didukung dengan telah beroperasinya jalan tol mulai Ngawi sampai dengan Probolinggo, dan tol Surabaya ke Malang. “Untuk itu kami akan terus mengecek kelayakan bus yang akan beroperasi karena dengan meningkatnya jumlah penumpang biasanya bus yang sudah tidak layak akan kembali digunakan,” katanya.
Untuk mendukung perjalanan mudik via darat ini, Pemprov Jatim juga menyiapkan 26 titik rest area yang tersebar di berbagai kab/kota. Khofifah memastikan di rest area juga akan tersedia pos-pos pelayanan kesehatan yang akan mengecek kondisi pemudik baik pengemudi atau penumpang. Termasuk PMI yang akan menyiapkan 134 titik layanan kesehatan. Rest area ini juga akan disiapkan di terminal, stasiun kereta api dan pelabuhan.
“Termasuk keberadaan masjid atau mushola di rest area sangat penting karena tidak hanya untuk tempat ibadah tapi juga untuk istirahat. Tim kesehatan juga bisa memberikan layanan psiko sosial therapy bagi anak-anak terutama di mushola dan masjid,” katanya.
Hal yang tidak kalah penting lainnya, lanjut Khofifah, adalah menyiapkan titik-titik penyedia BBM sehingga bila terjadi kehabisan stok dapat segera dikirim. Akan ada tambahan dua titik transmisi utama yang akan menyiapkan BBM yakni di Tuban dan Surabaya, serta enam sub titik transmisi yang akan menyiapkan BBM. Orang nomor satu di Jatim ini juga memastikan ketersediaan kebutuhan dasar seperti listrik. Dimana PLN akan menyiapkan mobil yang bisa memberikan layanan tim gardu mobile sebanyak 174 tim.
Untuk itu, penyelenggaraan rakor ini sangat penting sebagai upaya mendekatkan dan memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat, terutama saat mudik nanti. Termasuk berkoordinasi teknis dengan instansi terkait terutama Kepolisian untuk mengantisipasi kecelakaan dan kemacetan. “Salah satu faktor penting keselamatan adalah pemudik baik pengemudi maupun penumpang harus sehat. Khusus untuk pengemudi tidak boleh mengkonsumsi obat yang dilarang sebelum melakukan perjalanan apalagi menggunakan narkoba,” jelasnya.
Prediksi total penumpang angkutan umum di Jatim untuk lebaran tahun 2019 ini sebanyak 7,2 juta orang. Sedangkan ketersediaan angkutan pada tahun ini yakni armada bus sebanyak 5.901 bus dengan total penumpang 3.385.004 orang, kereta api sebanyak 577 trip dengan total penumpang 983.198 orang, dan kapal sebanyak 51 kapal dengan total penumpang 205.338 penumpang. Sedangkan untuk kapal ferry sebanyak 52 armada dengan total penumpang 1.367.069 orang dan pesawat terbang sebanyak 396 flight dengan total penumpang sebanyak 1.183.816 orang.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan, Nila Moeloek menekankan pentingnya pencegahan dari sisi kesehatan. Pemudik baik pengemudi dan penumpang harus dalam keadaan sehat saat melalukan perjalanan mudik. Untuk itu perlunya cek kesehatan sebelum melakukan perjalanan.
“Apalagi di jalan darat dan laut setiap 4 jam harus diperiksa kesehatannya,” katanya.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan bersama dengan Dinas Kesehatan setempat akan menyediakan pos pelayanan kesehatan di rest area. Pelayanan kesehatan ini memanfaatkan puskesmas dan rumah sakit terutama yang ada di jalur mudik.
“Kami juga memiliki public safety center melalui layanan call center 119 agar cepat dilakukan respon ketika ada laporan dimana kami juga menyediakan ambulance baik motor dan mobil yang standby di beberapa pos kesehatan,” pungkasnya. [tam]

Tags: