Waspadai Penularan Leptospirosis di Penghujan

LeptospirosisSurabaya, Bhirawa
Tingginya curah hujan menjadikan masyarakat lebih berhati-hati dalam penularan penyakit leptospirosis. Kuman Leptospira sp yang ada pada kecil tikus akan cepat menular kepada manusia akibat banyak tikus yang keluar dari sarangnya.
”Jika hujan tinggi dan debit airnya naik, maka tikus-tikus yang ada dalam lubang akan keluar dan lubang ini berbahaya jika tikus tersebut meninggalkan kuman Leptospira sp,” kata Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim, Setyo Budiono.
Menurutnya, dalam keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri leptospira berkembang biak.
”Jadi sebelum musin hujan datang lagi diharapkan masyarakat segera membersihkan lingkungan di sekitar rumah,” ucapnya.
Dikatakanya, leptospirosis merupakan penyakit akibat bakteri Leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urine (air kencing) dan individu yang terserang penyakit ini dapat menjadi sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru.
Lebih lanjut ia mengatakan, salah satu penyebab seseorang tertular leptospirosis disebabkan karena kekrurang bersihan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Banyak masyarakat yang tidak sadar akan kebersihan lingkungan sehingga membuat perkembangan tikus semakin banyak.
”Jika tikus banyak maka penularan penyakit leptospirosis akan semakin meningkat,” ucapnya.
Harsono mengaku, kasus leptospirosis dari tahun ketahun mengalami penurunan. Tahun 2013 jumlah kasus leptospirosis di Jatim mencapai 135 kasus, tahun 2014 sebanyak 32 kasus, sedangkan tahun 2015 hanya 24 kasus.
”Untuk kasus leptospirosis pada awal tahun 2016 baru dua kasus, hal ini harus menjadi PR bagi semua pihak,” ucapnya.
Sebagai pengambil kebijakan, Dinkes Jatim akan berusaha kerasa dalam memberikan pelayanan dan pendidikan kepada masyarakat. Diataranya adalah Dinkes akan memberikan asistansi teknis kepada petugas kesehatan, menyediakan rapid test diagnosis dan melakukan penyelidikan epidemologi dengan melibatkan BBTKL dan BBLK untuk dukungan laboratorium.
”Upaya ini yang nantinya akan kita berikan kepada masyarakat, tujuannya agar kasus leptospirosis dapat turun,” ucapnya.
Ke depan, Harsono berpesan menyarankan agar menyimpan makanan minuman dari jangkauan tikus, mencuci tangan dengan sabun setelah berada dari tempat tercemar, menjaga kebersihan lingkungan, meningkatan penangkapan tikus. Jika ada luka dan lecet harus ditutup pembalut kedap air agar sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang mungkin tercemar air kencing tikus.
”Untuk itu, pemakaian sepatu diwajibkan terutama ketika berada di tanah basah atau berlumpur. Bakteri tikus berbentuk spiral. Tikus yang bisa menularkan penyakit ini yaitu tikus di selokan, rumah, ladang dan cecurut,” ucapnya. [dna]

Tags: