Waspadai Peredaran Uang Palsu

Rini Mustikaningsih

Rini Mustikaningsih

Kota Malang, Bhirawa
Di bulan Ramadan dan Idul Fitri peredaran uang selalu mengalami peningkatan. Kondisi tersebut sering kali dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan uang palsu. Karena itu masyarakat diminta untuk waspada setiap melakukan transaksi memenuhi kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri.
BI Malang, mensinyalir penemuan uang palsu yang beredar di masyarakat khususnya di tempat-tempat perdagangan makin marak terjadi. Memasuki bulan ke lima (Mei) lalu di tahun 2016, peredaran uang palsu ditemukan dan diamankan jumlahnya cukup tinggi.
“Sampai bulan Mei tahun 2016 diketahui terdapat 3.365 lembar, dan ini naik 29,95% dibandingkan tahun lalu, dalam bulan yang sama,”tutur Rini Mustikaningsih, Deputi Direktur Sistem Pembayaran Manajemen Internal (SPMI) BI Malang, Selasa (7/6)  kemarin.
Uang palsu yang beredar dan ditemukan selama tahun 2015 lalu adalah 6.435 lembar. Ini kata dia, menunjukan jika masih ada pihak-pihak tertentu yang ingin mengambil keuntunga, dengan mengederkan uang palsu. Diakui dia, pemalsuan uang untuk saat ini diakui lebih canggih, namun BI, selalu berusaha melakukan inovasi untuk menekan dan mempersulit upaya pemalsuan uang.
“Masyarakat kita berikan edukasi, agar tidak menjadi korban uang palsu, minimal masyarakat harus paham cara dasar membedakan uang palsu dengan metode 3D,” ujar Rini.
Sementara itu, Ramadan tahun ini, BI tidak lagi menyediakan penukaran uang pecahan kecil (UPK).Penukaran UPK hanya bisa dilayani di Bank-Bank umum dan Bank Perkeriditan Rakyat (BPR) yang berada diwilayah BI Malang.
Rini Mustikaningsih menjelaskan bahwa penyediaan pecahan seribu, dua ribu, lima ribu, sepuluh ribu dan dua puluh ribu. Bi sudah mendistribusikan 7,1 milyar UPK ke pihak perbankan di Malangraya.
“Untuk saat ini BI sudah tidak melayani penukaran uang dari masyarakat kecuali uang rusak, dan kita sudah meminta bank-bank di Malang untuk memasang spanduk bahwa mereka melayani penukaran uang pecahan,” jelas Rini.
Kebijakan BI itu, diharapkan mampu mempermudah masyarakat untuk melakukan proses penukaran uang dengan memberikan banyak pilihan tempat sehingga tidak terjadi antrian panjang di satu tempat saja.
“Tahun lalu kita dibantu dengan adanya 60 outlet perbankan, tapi untuk tahun 2016 sampai hari ini masih terdata sekitar 20 outlet bank yang menyatakan kesiapannya, dan ini masih akan terus berkembang. Selain itu, sudah ada 30 BPR yang menyatakan kesiapannya membantu penukaran uang pecahan,” pungkasnya. [mut]

Rate this article!
Tags: