Waspadai Politik Uang di Minggu Tenang

Foto Ilustrasi

Patut diwaspadai politik uang masih akan bergentayangan di saat minggu tenang pada Pemilu serentak Rabu, 17 April 2019. Biasanya minggu tenang itu ada yang tidak tenang. Munculnya fenomena money politic atau politik uang yang diwariskan elit politik terdahulu menjadi momok sampai saat ini.
Selama dua pekan masa kampanye ini para peserta Pemilu gencar melakukan sosialisasi bahkan ada yang mencoba mempengaruhi pemilih dengan politik uang.
Meski demikian, saya mendorong penyelenggara dan masyarakat untuk tidak menutup mata membiarkan hal itu terjadi tetapi dengan memberikan pembelajaran politik yang baik untuk pelaksanaan proses demokrasi sesungguhnya. Selain itu, fenomena politik uang dan serangan fajar di masa tenang tidak akan memberikan pendidikan politik yang baik bagi pemilih. Bahkan di masa tenang, peserta pemilu (Calon Legislator, Calon anggota DPD dan tim sukses Capres) malah gencar turun.
Tentu perilaku seperti ini, mengajarkan masyarakat
menilai suaranya dengan uang bukan dengan hati nurani atas pilihannya sendiri memilih yang pantas untuk dipilih.
Kendati membawa pesan pendidikan politik bagi masyarakat, tapi hanya berlaku di musim politik, termasuk muncul fenomenal politik uang. Seharusnya sejak awal masyarakat diberikan pendidikan politik bukan hanya penyelenggara pemilu tapi juga Parpol.
Bila hal ini terus bergulir dalam pesta demokrasi bukan hanya Pemilu serentak tapi pada Pilkada di tahun depan, maka masyarakat akan jenuh sehingga muncul fenomena Golongan Putih (Golput).
Itu (Golput) sangat tidak menguntungkan Parpol, jumlah perolehan kursi pun terancam gagal. Bahaya bila setiap Pemilu ada tanda seperti itu, politik uang dan golput. Saat ini pencitraan Parpol sedang turun, sebab tidak ada jalan memberikan pendidikan politik yang baik. Saya berharap penyelenggara dalam hal ini Bawaslu sebagai pengawas terus bekerja memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya dari praktik politik uang bagi demokrasi, sebab bukan kali ini saja tapi masih ada even politik di tahun mendatang.

Arief Wicaksono
Pengamat Politik dari Universitas Bosowa Makassar

Tags: