Waspadai Proxy War Dilancarkan Negara Eropa

Danrem sedang memberikan bea siswa kepada putra putri anggota Korem yang berprestasi saat puncak HUT Korem. [hasan amin/bhirawa]

Danrem sedang memberikan bea siswa kepada putra putri anggota Korem yang berprestasi saat puncak HUT Korem. [hasan amin/bhirawa]

Mojokerto, Bhirawa
Menyempitnya lahan pertanian akibat pembangunan pabrik hingga menyebar ke pelosok desa yang dimiliki etnis tertentu, dan dikabulkanya putusan Pengadilan Internasional di Denhaag, Belanda bahwa telah terjadi pelanggaran HAM pada pemberantasan PKI tahun 1965. Kini dua masalah yang muncul patutlah diwaspadai. Karena bukan tidak mungkin dengan menyempitnya lahan pertanian membuat negara kesulitan mencukupi kebutuhan pangan sendiri hingga tergantung kepada negara lain.
Menurut Danrem 082/CPYJ Mojokerto. Kol Inf Gathut Setyo Utomo. dihadapan para Dandim jajaran Korem 082, para Kasirem 082, para Kabalak dan segenap anggota militer. PNS. dan anggota Persit KCK koorrem 082. Kamis malam  (21/7) lalu, kini ada dua fenomena yang muncul dan luar biasa dampaknya. Ada contoh konkrit yang patut dijadikan pegangan, yakni Negara Singapura dahulunya adalah Kesultanan Melayu dan terdiri suku/ etnis melayu. Tapi kini sudah dikuasai etnis Cina demikian juga para pemimpin negaranya juga dikuasai etnis Cina. Karena saat itu etnis melayu tidak menyadari akan ancaman etnis Cina untuk menguasai seluruh wilayah Kesultanan Melayu dengan berbagai cara.
”Dengan adanya pernyataan Pengadilan Internsional jika pada tahun 1965 ada pelanggaran HAM terhadap PKI. Ini merupakan angin segar bagi mantan orang PKI untuk meminta ganti kerugian. Hal ini merupakan satu bentuk Proxy War yang dilancarkan Negara Eropa terhadap negara kita.dan dapat kita bayangkan jika negara kita harus meminta maaf kepada PKI. dan harus memberikan ganti rugi yang dialami. bisa – bisa negara kita ini krisis ekonomi,” kata Danrem.
Maka Danrem menekankan kepada seluruh prajurit agar waspada dan harus mengetahui apa yang menjadi target para etnis Cina yang ada di sekitar kita, secara global Danrem menyampaikan, kini Negara Indonesia mempunyai dua ancaman dari luar yaitu ancaman dari Negara Eropa yang berusaha menyerang dan menghancurkan kita di bidang IPOLEKSOSBUD dan ancaman dari Cina yang berusaha memperluas wilayah dengan mengklaim bahwa wilayah sekitar Laut Cina merupakan wilayah Negara Cina.
”Sedangkan dalam lingkungan kita sering terjadi adanya pendatang yang berusaha untuk membeli lahan-lahan pertanian kita untuk dijadikan pabrik-pabrik, apabila masyarakat terpengaruh akhirnya lahan pertanian kita akan habis, sehingga kita tidak bisa memproduksi pangan sendiri, ujungnya kita akan mengimpor bahan pangan dari negara luar dan menimbulkan ketergantungan kepada negara luar. Untuk mengatasi hal ini peran para Babinsa sangat dibutuhkan untuk membantu program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan,” pungkas Danrem. [min]

Tags: