Watannas RI Gali Data Migas di Bojonegoro

6-foto A bas-Lima orang pejabat Dewan Ketahanan Nasional  melakukan   kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro. Rombongan diterima oleh Bupati   Bojonegoro dan Wakil Bupati di Rumah Dinas Bupati, Kamis (221)Bojonegoro, Bhirawa
Lima orang pejabat Dewan Ketahanan Nasional (Watannas) yang dipimpin oleh Brigjen TNI Alva A.G. Narade SAP, SSM bersama dengan Brigjen Pol. Drs Ade Sudomo, Kol Arm Afandi Abdullah, Ir Indriyatmoko dan Sumantri, SPd,Msi melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro. Rombongan diterima Bupati Bojonegoro dan Wakil Bupati di Rumah Dinas Bupati, Kamis (22/1) kemarin.
Brigjen TNI Alva A.G. Narade SAP, SSM menjelaskan kunjungan di Bojonegoro ini adalah dalam rangka mengumpulkan data dalam rangka perumusan kebijakan nasional di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. “Watannas akan mencari data bagaimana perkembangan di Kabupaten Bojonegoro utamanya adalah untuk mempelajari perkembangan energi. Selain mengumpulkan data di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Watannas juga akan bertemu dengan para stakeholder yang berkaitan dengan energi, diantaranya adalah para operator minyak di Kabupaten Bojonegoro,” ungkapnya di sela-sela kunjungan.
Dewan Ketahanan Nasional (Watannas) merupakan lembaga yang mempunyai tugas membantu presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional, guna menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. “Dengan harapan produksi energi kedepan akan semakin baik untuk mendukung pembangunan nasional dan daerah dengan tanpa mengesampingkan dampak sosial dan menyelesaikan dampak yang terjadi,” ujarnya.
Meningkatnya produksi energi yakni minyak ada dampak sosial. Karena Bojonegoro diproyeksikan memproduksi minyak mencapai 200 ribu barrel per hari dan total seluruh produksi nasional 800 ribu barrel per hari. “Utamanya adalah dengan adanya dampak sosial sebagai dampak ikutan industrialisasi migas di Bojonegoro. Sehingga masalah ini bisa diantisipasi hingga tingkat pusat, menanggulangi sehingga upaya pembangunan akan bisa diraih,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto menyampaikan bahwa Kabupaten Bojonegoro beberapa hari lalu juga menuju kedaulatan pangan, dengan meningkatkan produktivitas dibidang pertanian khususnya adalah gabah. “Dengan menurunnya harga minyak mentah dunia membawa dampak bagi daerah-daerah penghasil khususnya dari alokasi DBH Migas,” ungkapnya.
Dengan adanya insutri Migas ini kurang lebih 600 hektar lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan industri sehingga mengurangi mata pencaharian penduduk. Belum lagi dampak sosial yang dialami masyarakat kita, salah satunya dengan adanya industrialisasi harapan masyarakat tentang kesejahteraan dan bekerja di sektor ini menjadi dominan.
Kini ketika proyek fisik sudah selesai tenaga lokal yang selama ini menggantungkan hidup dari sektor ini harus bersiap-siap kehilangan pekerjaan. “Untuk mengantisipasi hal ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyiapkan pelatihan untuk 12 ribu orang sesuai dengan kompetensi masing-masing,” ujarnya.
Demikian pengelolaan keuangan menjadi hal penting yang harus diperhatikan sehingga kasus-kasus daerah kaya minyak di Indonesia tidak menimpa Bojonegoro. Kegiatan eksplorasi ini juga membawa dampak sosial diantaranya banyak Orang Kaya Baru (OKB) dan dimungingkinkan akan juga terjadi Orang Miskin mendadak suatu saat nanti.
Selain itu kerawanan sosial yang terjadi ditengah masyarakat kita apakah sensitif dalam bidang penyerapan tenaga kerja maupun lainnya. Semua harus diperhatikan dalam setiap masalah sosial yang memang terjadi ditengah masyarakat. [bas]

Keterangan Foto: Lima orang pejabat Dewan Ketahanan Nasional  melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bojonegoro. Rombongan diterima oleh Bupati Bojonegoro dan Wakil Bupati di Rumah Dinas Bupati, Kamis (22/1).

Tags: