Wawali Kota Kediri Janji Tindaklanjuti Produk Bank Sampah

25-kerajinan daur ulang sampahKota Kediri, Bhirawa
Berbagai macam barang kerajinan berhasil diproduksi dari kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Pengolahan Sampah dan Managemen Bank Sampah” yang dilaksanakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Kediri, Jawa Timur bersama ratusan kader Bank Sampah se-Kota Kediri.
Wakil Walikota Kediri Lilik Muhibbah yang datang langsung menyaksikan pelatihan memberikan apresiasinya dan berjanji akan menindaklanjuti produk-produk kerajinan bernilai ekonomis itu dalam hal pemasaran
“Insya Allah dari pelatihan ini, akan diadakan pelatihan kembali. Sementara itu, terkait pemasarannya, karena DKP sudah menyiapkan tempat yang akan dibuat sebuah showroom. Sehingga hasil kerajinan yang diolah dari sampah ini bisa dipasarkan di sana,” tegas Lilik Muhibbah.
Ning Lik, begitu sapaan akrabnya, melihat langsung proses daur ulang sampah menjadi berbagai macam barang kerajinan. Seperti, vas bunga dari kertas koran bekas, bunga dari plastik bekas, bros dari plastik bekas, beberapa model tas dari plastik bekas, maupun tempat kue dari koran bekas. Bahkan, Ning Lik sempat membeli dan mencoba produk kerajinan daur ulang tersebut.
Bimtek yang berlangsung selama dua hari di Gedung Serba Guna SMK Negeri 2 Kediri tersebut diikuti sebanyak 200 orang kader Bank Sampah.
Diantaranya, Bank Sampah Sri Wilis, Bank Sampah Hijau Daun, Bank Sampah Melati, Bank Sampah Segoro Arto dan berbagi macam bank sampah lainnya. Jumlahnya saat ini sudah mencapai sebanyak 91 kelompok Bank Sampah.
Kepala DKP Kota Kediri Didik Catur mengatakan, tujuan dari pelatihan persampahan ini adalah untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembungan AKhir (TPA) Klotok di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Mengingat, berdasarkan catatan, jumlah sampah yang masuk ke TPA Pojok setiap harinya sekitar 330 meter kubik atau setara 90 ton.
”Dengan adanya pelatihan terhadap kader persampahan, kita punya target, pelatihan ini tidak hanya pada saat ini. Besok akan ada tindak lanjuti. Dan Pemkot Kediri, khususnya DKP akan berusaha memberikan apa yang menjadi keinginan mereka (Baca : Kader Bank Sampah), akan kita fasilitas. Fasilias apa yang mereka butuhkan, sarana dan prasaran apa dalam proses pembuatan kerajinan dari bank sampah ini,” terang Didik Catur.
Bimtek “Pengolahan Sampah dan Managemen Bank Sampah” ini dibuka langsung oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, dengan ditandai pemukulan gong.
Dalam kesempatan itu, Mas Abu, panggilan akrab Abdullah Abu Bakar menyerahkan bantuan berupa mesin jahit dan timbangan kepada kader bank sampah. Pelatihan berlangsung semarak, karena peserta sangat antusias.
Salah satu kader Bank Sampah Pelangi dari Kelurahan Dandangan, Kota Kediri Titik mengaku, sangat senang dengan adanya pelatihan
persampahan, khususnya ketika praktek membuat daur ulang sampah menjadi kerajinan. Ia dan kelompoknya membuat tempat jelly yang dibuat
dari kertas koran bekas.
“Kita menggunakan sampah anorganik dibikin kerajinan tempat jelly ini. Karena masih awal, proses pembuatan ini agak lama. Untuk setiap satu linting koran seperti ini buah waktu sekitar 5 menit. Kalau dari kesemuannya proses, berlangsung kurang lebih 3-4 jam,” kata Titik
Untuk satu tempat jelly, imbuhnya membutuhkan biaya untuk membeli bahan baku koran bekas sekitar Rp 6 ribu. Barang kerajinan ini nantinya akan dijual dengan harga sekitar Rp 35 ribu. Ia dan kelompoknya berharap, pelatihan tidak hanya berhenti pada kali ini, melainkan harus berkelanjutan. Ia juga meminta agar Pemkot Kediri, khususnya DKP memberikan fasilitas pemasaran dari produk daur ulang sampah tersebut. [mb2.adv]

Keterangan Foto : Wawali Kota Kediri Lilik Muhibah Saat Mengunjungi Bimtek Bank Sampah. [mb2*]

Tags: