Wawali Mojokerto Rajin Sidak Proyek Pemerintah

Wakil Wali Kota Mojokerto, Suyitno (dua dari kanan) ketika melakukan sidak  di TPA sampah Randegan. (kariyadi/bhirawa).

Wakil Wali Kota Mojokerto, Suyitno (dua dari kanan) ketika melakukan sidak di TPA sampah Randegan. (kariyadi/bhirawa).

Kota Mojokerto, Bhirawa.
Wakil Walikota Mojokerto, Suyitno menyatakan akan mengawal percepatan penyerapan anggaran sejumlah vital.
Bersama Inspektorat setempat, orang nomer dua di Pemkot Mojokerto ini rajin memantau perkembangan pelaksanaan proyek seperti  jalan dan jembatan Pulorejo-Blooto (Rejoto) yang tengah berjalan. Sebelumnya, ia juga terjun melihat tanah yang bakal menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan.
“Saya bersama Inspektorat bakal rajin ke bawah. Saya akan melihat program-program Satker di lapangan, yang dipaparkan ke Walikota biar tidak hanya manis di mulut,” tegas Wawali, Senin (29/2) kemarin.
Mantan Sekda ini mengatakan, pihaknya merencanakan meninjau proyek Rejoto yang kini tengah dikebut. Proyek multiyears tahun 2015 itu baru dikerjakan awal tahun ini karena tidak laku. Proyek yang dibidik Kejaksaan setempat lantaran mekanisme lelangnya disinyalir bermasalah, harus tuntas tahun ini.
“Setelah semua administrasinya selesai kita pantau sama-sama,” tambahnya.
Minimnya serapan tahun 2015 lalu membuat petinggi pemda setempat menerapkan skema ganda mengantisipasi terulangnya kasus serupa. Mulai awal tahun, Walikota merotasi jajarannya untuk mendapat hasil pembangunan secara signifikan. Tidak hanya itu, mereka menggunakan jasa Badan Diklat untuk mengetahui kemampuan dasar setiap pejabat eselon II melalui uji fit and proper test.
Sementara itu,  anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto,Yunus Suprayitno mengaku mendukung kerja keras unsur pimpinan tersebut. “Tekanan terhadap pelaksanaan program kerja Satker ini akan membawa dampak positif terhadap pelaksanaan APBD 2016. Saya yakin hasil pembangunan akan dinikmati masyarakat tahun ini,” ujarnya.
Sebagai kader partai pengusung, mantan ketua DPRD ini menyarankan agar pola kerja keras bawahan diimbangi dengan pelaksanaan pengawasan melekat. “Idialnya ya seperti itu, ini momen kerja. Harus kerja, rapat itu hanya sarana pendukung saja,” cetus ia.
Menurutnya, pola manajemen yang mengedepankan rapat baiknya dihindari. Sebab, kata ia, hasilnya tidak maksimal.
“Birokrat itu sebaiknya memang  sedikit bicara banyak kerja,” pungkasnya. [kar.]

Tags: