Wawali Whisnu Sakti Minta Warga Surabaya Bangkit dari Pandemi

Wakil Ketua I Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana ketika mengunjungi Kampung Tangguh Wani Semeru Jogo Suroboyo. [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Penambahan anggaran untuk Kampung Tangguh Wani Semeru Jogo Suroboyo diharapkan dapat digunakan optimal. Stimulan sebesar Rp10 juta setiap RT dari Pemerintah Kota Surabaya bisa dirupakan dalam berbagai bentuk. Khususnya upaya memutus dan menggerakkan roda ekonomi selama masa pandemi.

Satuan Tugas Kampung Tangguh di wilayah-wilayah perkampungan, dapat menggunakan stimulan ini untuk memproduksi desinfektan, pembuatan dapur umum, maupun menggerakkan kembali roda ekonomi bagi masyarakat terdampak.

Wakil Ketua I Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menjelaskan, adanya penambahan stimulan sebagai bentuk hadirnya pemerintah di masyarakat. Termasuk perhatian agar warga bisa berdaulat dalam bergotong – royong memutus penyebaran virus Corona.

”Terutama untuk Kampung – kampung Tangguh yang berhasil menekan jumlah penderita di lingkungannya secara swadaya. Ini yang juga kami bantu agar lebih maksimal,” kata Whisnu Sakti, Sabtu (11/7).

Whisnu yang juga Wakil Walikota Surabaya ini mulai memonitor dengan mendatangi wilayah perkampungan. Seperti di wilayah Bubutan DKA I, Kelurahan Bubutan dan Kampung BRT-03 di wilayah Dukuh Kupang, Kelurahan Putat Jaya kemarin. Kehadiran orang nomor dua di jajaran Pemkot Surabaya ini menggunakan protokol kesehatan pencegahan Covid 19. Termasuk penggunaan masker yang dikenakan saat pertemuan berlangsung.

WS (sapaan Whisnu Sakti) menjelaskan, kegiatan turun ke masyarakat ini guna mensosialisasikan upaya pencegahan mata rantai Covid 19, sekaligus mendengar aspirasi dari masyarakat. ”Sekalian memonitor, bagaimana upaya yang sudah dilakukan Satgas Kampung Tangguh. Terutama apa yang menjadi kendala di bawah,” imbuhnya.

Selama kunjungannya, alumnus ITS Surabaya ini banyak dicurhati warga. Terutama yang terdampak secara ekonomi selama masa pandemi. Seperti di wilayah kampung Dukuh Kupang. Warga melalui Ketua RT mempunyai ide untuk menggunakan sebagian lahan depan kampung kembali berjualan.

Kebanyakan warga perkampungan itu berjualan makanan. Namun, sejak Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) diberlakukan hingga dua kali pendapatan mereka nyaris terhenti.
.
”Ide Ketua RT ini bisa kembali menggerakkan roda ekonomi warga. Tinggal nantinya dana stimulan ini bisa benar – benar digunakan optimal dan transparan,” terang WS.

Selain meminta agar warga di wilayah tersebut untuk berbelanja di tetangga sekitar, bantuan secara simbolis kaleng cat warna merah juga diberikan untuk mempercantik kawasan kampung yang direncakan untuk tempat berjualan warga. (dre)

Tags: