Wawan Soegyantono: Laju Inflasi Kota Probolinggo Meningkat

Wali Kota Rukmini dalam high level meeting.

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Laju inflasi Kota Probolinggo di bulan Juni 2018 adalah 0,73 persen. Kondisi ini naik dari inflasi di bulan sebelumnya. Ini kali pertama Kota Probolinggo mengalami kenaikan hingga sebesar ini. Maka dari itu, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengadakan pertemuan dengan seluruh instansi terkait untuk menekan laju inflasi tersebut.
Dalam kegiatan ini hadir Bagian Administrasi Perekonomian, Satgas Pangan dari Polresta, Bank Indonesia Perwakilan Malang, para distributor, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan satuan kerja yang termasuk dalam TPID.
“Kegiatan ini memang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan bekerjasama untuk menekan laju inflasi, dan juga bersama-sama mencari jalan keluar terhadap indikator yang menyebabkan inflasi,” kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Wawan Soegyantono, Rabu (1/8).
Wali kota Probolinggo Rukmini menekankan berbagai permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti. “Saya harapkan TPID beserta pokja-pokjanya untuk lebih aktif dalam hal pemantauan harga-harga kebutuhan pokok dalam upaya pengendalian harga menjelang hari raya idul adha 2018,” katanya.
Dia juga mengharapkan agar TPID ikut memantau ketersediaan stok bahan pokok, dan distribusi, dan lebih mengoptimalkan sistem informasi harga pangan strategis yang telah ada. “Perlu juga adanya upaya persuasif kepada masyarakat untuk bijak dalam belanja kebutuhan sehari-hari demi mengurangi ekspektasi akan barang kebutuhan,” ujarnya.
Dudy Herawadi, kepala cabang Bank Indonesia perwakilan Malang mengharapkan agar TPID menambah komoditi-komoditi yang harganya dipantau. Selama ini, DKUPP memantau harga 76 komoditi, sedangkan di BPS terdapat 323 komoditi yang terpantau.
“Seperti bulan Juni kemarin, yang termasuk memicu inflasi adalah harga cumi-cumi, padahal selama ini cumi-cumi tidak termasuk dalam komoditi yang terpantau,” katanya. Bila seluruh komoditi bisa terpantau dan penyebab ditemukan, tentunya akan lebih mudah mencari jalan keluar dan bisa teratasi.
Sekretaris Daerah Kota Probolinggo, dr. Bambang Agus Suwignyo menambahkan agar menginventarisir setiap komoditi yang berpotensi mengalami kenaikan harga. “Bulan Juni kemarin yang menjadi pemicu adalah daging ayam ras, daging ayam kampung, telur ayam ras, cumi-cumi, dan tarif kendaraan travel, maka dari itu pelajari dan kaji apa ada potensi mengalami kenaikan harga,” ungkapnya.
Diharapkan untuk menangani hal itu agar membuat langkah-langkah strategis, misalnya operasi pasar. “Lakukan juga kerjasama dengan Kabupaten/Kota terdekat untuk bantuan pasokan kebutuhan pokok, bila dirasa pasokan kita kurang, dan semoga harga stabil, tidak ada kenaikan harga untuk kesejahteraan rakyat,” tambahnya. [wap]

Tags: