Wayangan, Istighosah dan Jalan Sehat Ramaikan HUT ke-71 Provinsi Jatim

hut-jatimPemprovĀ  Jatim, Bhirawa
Rangkaian Hari Jadi ke-71 Provinsi Jatim tahun 2016 masih akan diisi dengan tiga kegiatan meriah. Tak hanya diikuti pegawai di lingkungan Pemprov Jatim, tiga kegiatan ini rencananya akan melibatkan ribuan masyarakat Jatim.
Tiga kegiatan tersebut yaitu pagelaran wayang kulit pada 5 November 2016 di Jalan Pahlawan 110 Surabaya, istghosah doa bersama pada 6 November 2016 di Tugu Pahlawan dan jalan sehat pada 13 November 2016 dengan start dan finish di halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya. Pada jalan sehat disediakan doorprice sepeda motor dan sejumlah hadiah hiburan lainnya.
Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Setdaprov Jatim, Bawon Adhiyitoni mengatakan, khusus acara istighosah dan doa bersama menjadi rangkaian rutin pada Hari Jadi Provinsi Jatim. Kegiatan ini digelar setiap tahun dengan harapan agar Provinsi Jatim senantiasa aman damai sejahtera dan pembangunan di Jatim dapat berlangsung.
“Dengan Istighosah ini kita berharap stabilitas politik, sosial dan ekonomi tetap kondusif sehingga proses pembangunan berjalan baik,” kata Bawon.
Peserta Istighosah terbuka untuk umum dan melibatkan majelis dzikir dari Surabaya serta mengundang jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimnda) Jatim. “Bagi yang ingin mengikuti acara doa bersama ini diharapkan memakai busana berwarna putih,” katanya.
Untuk pagelaran wayang kulit yang berlangsung pada Sabtu malam Minggu, akan membawakan lakon cerita ‘Semar Sang Pamomong’ yang dimainkan dalang kondang Ki Manteb Sudarsono dari Surakarta, dalang yang terkenal dengan sabetannya saat perang memainkan wayang. Kemahiran memainkan wayang bisa menjadi magnet penonton sekaligus melestarikan budaya yang sarat dengan pesan moral dan filosofi hidup.
Sinopsis lakon yang ditampilkan dimana Semar adalah tokoh sentral punokawan ini bersama Gareng, Petruk dan Bagong adalah penasehat para ksatria Pendawa dalam mengemban tatanan kehidupan yang baik. Dalam konteks sequel ringgit purwo ini Semar harus memposisikan diri sebagai penasihat karier bagi para ksatria, untuk meraih prestasi dan Semar sebagai Pamong yang harus netral, bijak dan berwibawa bagi para ksatria dalam menyiapkan suksesi kepempinan di wilayah Hastinapura, namun Sang Semar juga dirindukan sebagai pengawal dengan petuahnya bagi kawulo alit. [iib]

Tags: