Wemmi Niamawati: Pembelian-Pemotongan Hewan Kurban Diperkirakan Menurun

Kepala Disnak Jatim Wemmi Niamawati

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pada saat Idul Adha 1441 H Tahun 2020, diperkirakan ada terjadi penurunan pembelian dan pemotongan hewan kurban dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun di masa Pandemi Covid-19 ini.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Wemmi Niamawati mengatakan, untuk saat ini ketersediaan hewan kurban untuk kebutuhan Idul Adha masih cukup dan aman. Untuk sapi perkirakan 56.165 ekor, sedangkan kambing dan domba mencapai 339.411 ekor.

“Memang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2019 kebutuhan sapi 62.406 ekor, untuk kambing dan domba 377.124 ekor,” katanya, kemarin.

Di Jawa Timur, lanjutnya, ketersediaan dan kebutuhan ternak sapi, kambing dan domba tahun 2020 untuk keperluan pemotongan harian dan pemotongan untuk kurban, berbeda jumlahnya. Untuk pemotongan itu ada 2 jenis, yakni pemotongan harian yang tiap hari dipotong, kemudian pemotongan pada waktu hewan kurban Idul Adha.

Seperti sapi potong ketersediaan mencapai 1.057.478 ekor. Sementara ketersediaan untuk pemotongan harian mencapai 361.159 ekor dan untuk kurban 56.165 ekor. Sedangkan ketersediaan kambing 2.177.563 ekor, untuk kebutuhan harian 1.117.877 ekor, untuk pemotongan kurban 270.872 ekor.

“Begitupula juga ketersediaan domba 903.919 ekor. Untuk kebutuhan harian 352.357 ekor, untuk pemotongan kurban mencapai 68.539 ekor,” tambahnya.

Wemmi juga menyampaikan, selama ini provinsi Jatim mendistribusikan kebutuhan hewan potong juga keluar provinsi. Seperti sapi mencapai 110.805 ekor, dengan stok mencapai 529.346 ekor. Untuk kambing pendistribusian mencapai 180.851 ekor, dengan ketersediaan stok mencapai 607.963 ekor.

Sedangkan kebutuhan domba pendistribusian keluar provinsi mencapai 29.421 ekor dengan ketersediaan stok mencapai 453.602 ekor. “Jadi tidak hanya untuk Jatim, Jatim juga menyuplai provinsi lainnya,” ujarnya.

Sebelumnya, Wemmi juga menyampaikan pentingnya protokol kesehatan mulai dari pembelian hewan kurban hingga pemotongan hewan kurban. Diantaranya mengoptimalkan pusat kesehatan hewan, mengoptimalkan pos pemeriksaan hewan. Kemudian melakukan pengawasan terhadap lalu lintas- lalu lintas.

“Kami menggerakkan semuanya mulai dari dokter hewan, paramedis untuk melaksanakan pemeriksaan hewan kurban. Dari pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong, kemudian setelah dipotong, juga dilakukan pemeriksaan,” tandasnya.

Ia juga mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan ternak baik itu di rumah potong hewan, di masjid, pasar hewan. “Sebenarnya untuk pemeriksaan sebenarnya juga rutin dilakukan. Mudah-mudahan tahun ini tidak ada penyakit yang menjangkiti hewan ternak, seperti tahun kemarin tidak ada kasus penyakit hewan menular,” harapnya. [rac]

Tags: