Whisnu Sakti: Social Distancing Jadi Solusi Putus Rantai Penyebaran Covid-19

Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana ketika berdiskusi dengan Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo tentang kondisi Social Distancing sangat mempengaruhi dalam proses penyebaran virus Covid-19. [andre/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Social Distancing menjadi alternatif tepat sebagai salah satu mitigasi pencegahan virus corona (Covid-19). Masyarakat diminta untuk bisa lebih menjaga jarak agar proses penyebaran bisa ditekan.
Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo menerangkan, kondisi Social Distancing sangat mempengaruhi dalam proses penyebaran virus.
“Sebaiknya Social Distancing atau menjaga jarak yang aman dilakukan satu setengah meter,” katanya saat ditemui seusai diskusi dengan Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana di Kampus FKM Unair, Kamis (19/3/2020).
Windhu menerangkan, dalam Model Matematic Epidemiologi kurva kubikal, kondisi satu orang terkena virus bisa berdampak kepada penularan sebanyak 400 orang dalam waktu satu setengah bulan.”Jika dia berada didalam kerumunan atau interaksi sosial,” katanya.
Sehingga, menurutnya penjagaan jarak dalam kerumunan orang menjadi faktor utama yang perlu dilakukan. Masyarakat dikatakan Windhu juga harus mentaati benar untuk tidak berada didalam kerumunan. Perbandingannya 75% berada didalam rumah, sisanya 25% melakukan aktifitas sosial.”Kalau itu ditaati penularan bisa ditekan,” ungkap dia.
Masukan akademisi Kesehatan Masyarakat ini menjadi informasi penting dalam penentuan kebijakan. Terutama dari Pemkot Surabaya. Hal itu diakui oleh Whisnu Sakti Buana. Ia mengatakan, Social Distancing memang menjadi solusi salah satu upaya yang dilakukan dalam mitigasi pencegahan.
“Jangan tersinggung dengan menjaga jarak. Karena Social Distance menjadi solusi hari ini,” kata dia. Politisi PDI Perjuangan ini menerangkan, kondisi kepanikan lebih banyak dirasakan masyarakat menengah keatas.
“Memang warga di bawah di kampung-kampung belum terasa. Tapi ketika ini dibiarkan, sudah tertular terpukulnya lebih berat. Sebelum itu terjadi, sosialisasi ini yang perlu diberikan,” terang pejabat yang akrab disapa WS ini.
Mitigasi dalam memutus rantai penyebaran dikatakan WS menjadi solusi hari ini. Penanganannya memerlukan gotong-royong semua pihak, termasuk akademisi Unair.
Suksesor Tri Rismaharini dalam Pilwali Surabaya 2020 ini menyatakan, masukan dari akademisi untuk turut serta membantu proses sosialisasi kepada masyarakat menjadi masukan kepada Walikota Surabaya.
“Teman-teman dari Unair juga siap jika dibutuhkan. Kita lawan (penyebaran virus, Red) Ini dengan gotong-royong dalam memutus rantai dan ikut menjaga Social Distance sebagai solusi strategis,” pungkas WS. [dre]

Tags: