WHO Lepas Pandemi

Badan Kesehatan Dunia (WHO, World Health Organization) telah melepas status pandemi CoViD-19. Tidak lagi sebagai ke-darurat-an kesehatan global. Tak lama, niscaya akan diikuti beberapa negara yang telah ancang-ancang mengubah status pandemi menjadi endemi. Termasuk Indonesia yang menjadi salahsatu negara terbaik dalam penanganan CoViD-19. Tetapi seluruh dunia masih diharapkan waspada, karena biasanya virus bermutasi. Maka vaksinasi patut dilanjutkan sampai booster ke-2, dan ke-3.

WHO men-deklarasi-kan pandemi global CoViD-19 pada 30 Januari 2020. Di Indonesia diumumkan pada awal Maret 2020. Berarti sudah melewati 36 bulan bersama pandemi. Tidak mudah hidup dalam belenggu pandemi. Ironisnya dalam sepekan terakhir (awal Mei 2023), angka penularan CoViD-19 bertambah banyak. Bagai mengulang “booming.” Sampai lebih dari 2100 kasus positif dalam sehari (tanggal 5 Mei 2023). Sehingga secara akumulatif sejak 2 Maret 2020, paparan CoViD-19 telah sebanyak 6,784 juta kasus.

DKI Jakarta selalu menempati posisi teratas dengan penambahan konfirmasi paling banyak, 697 kasus. Disusul Jawa Barat 415 kasus, dan Jawa Timur 326 kasus. Jawa Tengah 232, dan Banten 135 kasus. Berdasar catatan Kementerian Kesehatan, selama tahun 2023 (Januari – Mei) sebanyak 34,5% pasien CoViD-19 dirawat di rumah sakit. Umumnya terdiri dari lansia, dan belum memperoleh vaksin. Padahal Indonesia tergolong negara dengan vaksinasi CoViD-19 terbaik di dunia.

Vaksinasi anak-anak (usia 6 hingga 11 tahun) malah sangat meng-gembirakan. Mendatangi lokasi vaksinasi diantar orangtua atau guru sekolah. Ditargetkan sebanyak 26,4 juta anak akan divaksin. Realisasinya, yang telah menjalani suntik dosis ke-2 sebanyak 17.636.576 anak (66,80%). Sedangkan vaksinasi dosis 1 telah menyasar 21.705.425 anak (82,22%). Anak-anak juga lebih terbiasa menggunakan masker di semua tempat. Terutama di sekolah, dan tempat umum.

Berdasar catatan Satgas CoViD-19, vaksinasi dosis ke-1 203.836.229 dosis (86,86%). Sedangkan vaksinasi dosis ke-2 sebanyak 174.878.739 dosis (74,52%). Sesungguhnya telah mencapai tingkat herd immunity. Bahkan masih disambung dengan vaksinasi dosis ke-3 (booster-1) sebanyak 68.776.589 dosis (37,88%). Serta booster-2 (dosis ke-4) sebanyak 3.155.077 dosis (1,74%). Kelompok remaja usia 12-17 tahun sebanyak 22.327.094 (83,60%) sudah dosis ke-2, dari target 26.705.490 remaja.

Pontang-panting kerja keras seluruh komponen masyarakat dan profesi, menjadi kunci keberhasilan menangani pandemi. Masyarakat bersama pemerintah pusat hingga tingkat desa, dan RT (Rukun Tetangga) seluruhnya tergerak menangani pandemi. Bagai metode sepakbola “total football.” Sehingga Indonesia menjadi salahsatu yang terbaik di dunia dalam menangani wabah CoViD-19. Termasuk bisa memproduksi vaksin, dan berbagai alat kesehatan di dalam negeri. Sekaligus bisa disumbangkan kepada negara lain.

Direktur Jenderal WHO mengumumkan lepas pandemi CoViD-19 global, mulai 5 Mei 2023. Walau pada beberapa negara masih mengalami pelonjakan tak terduga. Termasuk di Indonesia. Lepas status pandemi menjadi kewenangan WHO (World Health Organisation) dengan metode asesmen. Dalam bidang kesehatan, Indonesia memiliki jaminan konstitusi. Tercantum dalam UUD pasal 28H ayat (1), kesehatan sebagai hak asasi setiap warga negara.

Bahkan terdapat lex specialist peraturan dalam suasana wabah, berupa UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pada pasal 11 ayat (1) menyatakan, “Penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan … dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat secara cepat dan tepat berdasarkan besarnya ancaman, efektivitas, dukungan sumber daya, … dengan mempertimbangkan kedaulatan negara, keamanan, ekonomi, sosial, dan budaya.”

Maka pengumuman status bebas pandemi niscaya disambut dengan sukacita. Membangkitkan gairah sosial ekonomi. Tiada wabah tanpa akhir. Bahkan sudah diyakini tiada lagi pandemi.

——— 000 ———

Rate this article!
WHO Lepas Pandemi,5 / 5 ( 1votes )
Tags: