Widyaiswara Utama Termuda di Indonesia

Dr Hary Wahyudi SH, MSi

Dr Hary Wahyudi SH, MSi

Dr Hary Wahyudi SH, MSi
Agustus ini menjadi momentum  yang membahagiakan bagi Dr Hary Wahyudi SH, MSi. Karena ia baru saja menerima Surat Keputusan Presiden Joko Widodo Nomor 42/M Tahun 2016 tentang Pengangkatan  sebagai Widyaiswara Utama, sekaligus tercatat dalam database Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai widyaiswara utama termuda, 47 tahun. Biasanya jabatan widyaiswara utama baru diraih pada usia menjelang 60 tahun.
Sosok PNS  ini memang unik. Empat tahun lulus sebagai doktor lulusan FISIP Unair (2012)  termuda di Pemprov Jatim. Ia  masuk sebagai widyaiswara madya  pada 2010 sebagai widyaiwara termuda, usia 41 tahun yang terbilang muda untuk  berhijrah dalam  jabatan fungsional widyaiswara. Bahkan Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo dan Bude Karwo kala itu sempat mengapresiasi dengan menelepon langsung yang bersangkutan dan berpesan untuk turut mengurangi beban diklat, jangan justru membebani diklat. “Pesan itu sampai saat ini masih melekat di pendengaran saya,” katanya belum lama ini.
Perjuangan Hary untuk meraih jabatan widyaiswara utama memang cukup berat. Apalagi  jabatan  widyaiswara utama dalam Rakernas IWI dan MenPAN sedang dalam penggodokan untuk  disetarakan dengan jabatan guru besar/profesor atau profesor riset di LIPI.
Menurut Hary, widyaiswara  sebagai bagian integral penyiapan pemimpin birokrasi melalui fungsi pengajaran dan pendidikan mampu menawarkan solusi dan inovasi serta garansi bahwa inovasi yang digagas dan diimplementasikan betul membawa kemanfaatan. Sebab kadang ada pejabat yang tidak percaya diri bahwa dia sebetulnya mampu melakukan inovasi.
“Seorang pemimpin harus mampu melakukan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, apapun inovasinya. Baik itu dengan sistem teknologi atau kemitraan dengan masyarakat, harus berani taking ownership atas konsekuensinya sebagai seorang leader” ungkap Hary yang juga pengajar S2 UPH dan Universitas Ciputra. [why]

Tags: