Wilayah Kekeringan di Kabupaten Bondowoso Meluas

Kukuh Triyatmoko, Kepala BPBD Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Wilayah kekeringan di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur tahun 2020 ini kian meluas. Adapun di dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso wilayah pada musim kemarau tahun ini bertambah lima kecamatan dibandingkan dari tahun sebelumnya hanya di empat kecamatan.

Kepala BPBD Bondowoso, Kukuh Triyatmoko memaparkan, dari lima kecamatan yang terdampak tersebut, ada delapan desa yang sekarang ini sangat membutuhkan air bersih.

Yakni diantaranya ialah di Dusun Kedawung Desa Botolinggo, Kelurahan Badean, Desa Purnama, Desa Patemon Kecamatan Tlogosari, Desa Maesan. Namun sebenarnya, kata dia, titik yang diwaspadai dan sering terjadi kekeringan ada 16 kecamatan dari 46 desa di Kabupaten Bondowoso.

Kukuh mengaku, bahwa untuk menanggulangi masalah tersebut, setiap hari pihak BPBD Bondowoso mendroping 10 ribu liter dari dua tangki air bersih untuk disalurkan ke beberapa wilayah yang mengalami kekeringan.

“Kita dropping sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Kukuh usai menghadiri rapat di Wisma Wabup, Rabu (29/7).

Dijelaskannya, musim kemarau sudah terjadi mulai bulan April kemarin dan diperkirakan berakhir sampai bulan Oktober 2020 mendatang. Selain kekeringan, adanya kemarau tahun ini BPBD Bondowoso juga mewaspadai kebakaran hutan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

“Kita waspadai itu, karena tahun kemarin hutan di Bondowoso cukup banyak yang terbakar,” katanya.

Adapun salah satu bentuk antisipasi BPBD Bondowoso dalam menanggulangi terjadinya kebakaran hutan yakni dengan menggunakan satelit yang dapat mengetahui titik-titik api yang biasanya terjadi.

“Melalui informasi dari satelit, api kecilpun disitu umpama ada orang membakar sampah biasanya terdeteksi, kita dapat informasi dan kita datangi untuk memantau kejadian,” imbuhnya.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat, jika terpaksa melakukan aktivitas pembakaran untuk keperluan di sekitar hutan harus dijaga, jangan sampai apinya meluas.

“Apalagi sekarang angin juga kencang, ini juga berpotensi dapat memperluas api. Karena, ketika ada orang yang sedang membakar sampah dari api yang kecil karena angin dan tidak bisa teratasi, kemungkinan besar dapat meluas,” pungkasnya. [san]

Tags: