Wilayah Pantai Malang Selatan Berpotensi Diterjang Gempa dan Tsunami

Kepala Stasiun BMKG Karangkates Musripan saat memaparkan kajian terkait potensi terjadinya bencana alam di wilayah Kab Malang, di Kantor BPBD Kab Malang, Desa Penarukan, Kec Kepanjen, kabupaten setempat.

Kabupaten Malang, Bhirawa
Kabupaten Malang sebagai salah satu wilayah di Jawa Timur (Jatim) yang rawan terjadinya bencana alam, baik itu gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Bahkan, wilayah tersebut juga rawan terjadinya gelombang tsunami. Sehingga dengan rawannya terjadi bencana alam, maka Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang Malang membuat sebuah kajian terkait potensi bencana tersebut dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Sedangkan dalam kajian itu, telah dipaparkan oleh Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates, Kabupaten Malang Musripan, Rabu (18/12), di Kantor BPBD Kabupaten Malang, Desa Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, bahwa wilayah Kabupaten Malang berpotensi diguncang gempa magnitudo 8,9 Skala Rigter (SR), sehingga akan menyebabkan gelombang tsunami dengan ketinggian maksimal 17 meter. Sedangkan dirinya membuat skenario, seolah-olah terjadi gelombang tsunami di Pantai Sendiki dan Pantai Tamban di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
“Kajian yang kami lakukan itu, telah berdasarkan dari historis peristiwa yang pernah terjadi bencana tsunami di wilayah Malang Selatan. Sehingga dengan pernah terjadi tsunami di kawasan Pantai Malang Selatan, maka potensi itu ada,” terangnya.
Karena, Musripan melanjutkan, seperti di wilayah Pantai Pangandaran, Jawa Barat (Jabar) dan di Kabupaten Banyuwangi pernah terjadi. Jadi energi yang berada di tengah-tengah itu pasti ada. Dan kenapa bisa tentukan, karena kajian dari yang pernah terjadi, dan itu kan jalur-jalur megatrush. Sehingga memiliki potensi gelombang tsumai sebesar 8,6 SR. Sedangkan potensi itu jangan disamakan dengan ptrediksi.
“Potensi itu bisa saja terjadi atau tidak, sehingga hal itu diperlukan kajian, untuk sebagai bagian dari mitigasi bencana. Dan jika itu terjadi, maka masyarakat di sekitar pantai harus diamankan. Sebab, misi kita kan supaya masyarakat aman, tidak terjadi banyak korban,” tegasnya.
Ditempat yang sama, Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan mengatakan, kajian yang disampaikan Kepala Geofisika BMKG Karangkates, dapat dijadikan acuan untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Seperti penentuan arah evakuasi hingga pembangunan shelter yang aman.                   “Untuk itu, mengenai jalur evakuasi, shelter atau tempat berkumpul itu harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan. Sehingga jika memang itu terjadi, namun pihaknya tidak ingin itu terjadi, dan bagaimana untuk bisa menyelamatkan warga dalam kondisi aman,” ujarnya.
Menurutnya, bahwa yang disebut potensi memang bisa terjadi atau tidak. Terlebih lagi, tidak ada ilmu apapun yang bisa memperkirakan datangnya bencana alam. Dan jika kita tidak salah mempersepsikan, potensi itu berlainan dengan prediksi. Misalnya, jika kita tinggal di dekat gunung berapi, berarti berpotensi terdampak letusan, dan jika kita bermukim di pinggir pantai, maka semua itu pasti berpotensi terjadi gelombang tsunami. Tapi yang jelas potensi itu bukan prediksi, karena kita sering mempersepsikan prediksi, sehingga itu tidak ada. [cyn]

Tags: