Wisata Desa Belum Ditarget, Pesimistis Target PAD Tercapai

Air terjun Purba Tirai Bidadari di Kecamatan Tiris mulai dikembangkan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Belakangan potensi wisata desa di Kabupaten Probolinggo mulai dikembangkan. Hingga mulai dikenal dan dikunjungi banyak wisatawan. Potensi wisata yang ada belum dapat dibebani target sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Sugeng Wiyanto, Juma’at (16/10) menuturkan, potensi wisata masih dalam ruang lingkup pengembangan dan pengelolaan pemiliki wilayah.

“Wisata yang baru dirintis tentu masih jadi kewenangan pemilik wilayah. Yakni kecamatan dan pemerintah desa melalui BUMDes,” ujarnya.

Potensi wisata yang menjadi magnet bagi pengunjung, tidak serta merta menjadikan salah satu sumber penghasil PAD. Masih ada tahapan yang harus dilalui hingga potensi tersebut menjadi detinasi wisata yang terdata oleh Disporaparbud. Penguatan regulasi terkait dengan pengelolaan perlu dilakukan. Agar pengembangan yang dilakukan oleh pemilik wilayah dapat dilakukan secara maksimal.

“Pengenaan tarif yang ada di potensi wisata biasanya sudah sesuai dengan hasil musyawarah, dan digunakan untuk pengembangan wisata,” katanya.

Berkaitan dengan pengembangan potensi wisata, pihaknya mengapresiasi pemilik wilayah. Sebab berkembangnya wisata desa akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan warga. Proses pengembang potensi juga dapat dilakukan dengan menggunakan dana desa. Sesuai dengan kebijakan pemerintah desa dengan mempertimbangkan skala prioritas.

“Sebenarnya pengembangan potensi wisata dapat dilakukan dengan dana yang telah dimiliki oleh desa. Namun kembali lagi pada keseriusan sejauh mana,” tandasnya.

Sugeng menambahkan, ramainya pengunjung yang datang menjadi sebuah berkah. Hal ini mendankan bahwa potensi wisata tersebut memiliki prospek yang baik untuk dijadikan destinasi wisata baru di Kabupaten Probolinggo. Ramainya pengunjung pun dapat dijadikan salah satu sumber untuk mengembangan wisata secara bertahap oleh pemilik wilayah.

“Kalau ramai pengunjung berati wilayah itu potensial untuk dikembangkan. Untuk sumber PAD harus ditetapkan dalam Perda, jika tidak ada maka masih dikelola oleh desa. Kami mendorong agar regulasi pengeloaan dibuat dengan jelas,” tuturnya.

Sejak dibukanya kembali wisata di Kabupaten Probolinggo, jumlah pengunjung belum menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata masih sangat minim. Hingga saat ini capaian masih mencapai 40 persen dari target yang telah ditetapkan.

Pada awal tahun Pemkab Probolinggo menargetkan PAD kepada Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) sebesar Rp 3,5 miliar. Namun sejak pandemi covid-19 melanda, Maret lalu keluar kebijakan untuk menutup destinasi wisata.

“Maret wisata ditutup, tentunya tidak ada lagi pemasukan di sektor wisata. Sehingga diusulkan agar target diturunkan,” ujar Sugeng Wiyanto.
Setelah melalui beberapa pertimbangan, kemudian pada bulan April diturunkan menjadi Rp 1,7 miliar.

Kendati terjadi penurunan, Disporaparbud masih belum ada pemasukan di sektor wisata. Sebab, wisata masih belum dibuka. Hingga pada minggu kedua bulan Agustus wisata lokal resmi dibuka kembali untuk umum dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Sejak diturunkan, target capaian masih 40 persen. Itupun diperoleh sebelum adanya pandemi. Sampai dengan saat ini masih belum bisa dihitung, sebab masih baru dibuka pengunjung belum stabil,” ucapnya.

Disinggung terkait dengan sisa target, pihaknya belum bisa memastikan bisa tercapai atau tidak. Sebab hingga saat ini kunjungan wisata disejumlah wisata tidak menunjukkan lonjakan. Akhirnya berimbas pada retribusi wisata, sehingga tidak dapat memaksakan capaian target kepada pengelola wisata sesuai yang telah ditetapkan.

“Wisata yang telah dibuka harus ada penyesuaian. Ada pengunjung datang tapi tidak seramai kondisi normal. Saat ini yang terpenting adalah upaya mengembalikan geliat ekonomi di sektor wisata. Tentu hal itu membutuhkan proses,” tambah Sugeng.(Wap)

Tags: