Wisata Edukasi Konservasi, Berekreasi Sambil Merawat Lingkungan

Sugiarto, perintis wisata edukasi konservasi hingga lainnya melepas benih ikan nila di hulu Sungai Welang dan kolam yang dimanfaatkan wisata bagi anak, Kamis (11/5). [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Tak hanya sekadar berekreasi menghilangkan kepenatan pikiran, melainkan juga memberikan pendidikan akan pentingnya konservasi lingkungan bagi setiap pengunjung. Terutama pelajar dan mahasiswa.
Itulah suasana di sekitar lokasi Sanggar Indonesia Hijau (Si Hijau) di Desa Cowek Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan yang ramai pengunjung dari segala usia. Sanggar Si Hijau mulai dibuka untuk masyarakat luas, Kamis (11/5) siang dengan ditandai pelepasan benih ikan nilai sebanyak 15.000 ekor di hulu Sungai Welang.
“Di sini, para pelajar hingga mahasiswa yang berkunjung diajak untuk mencintai serta merawat kelestarian lingkungan. Terutama menjaga kelestarian hutan. Sebab dari hutan yang lestari banyak manfaatnya. Sehingga, sumber air terjaga dan lestari serta lingkungan tetap seimbang,” terang Sugiarto perintis wisata edukasi konservasi di lokasi.
Setelah datang ke lokasi Si Hijau, para pelajar dan mahasiswa kemudian mendapat materi pentingnya konservasi. Selanjutnya diajak untuk menanam pohon di hutan-hutan sekitarnya. Dari itulah, mereka baru bisa berwisata dengan aktivitas yang bersentuhan langsung dengan alam.
Selain itu, mereka bisa menikmati derasnya air di hulu Sungai Welang dengan berlatar belakang Gunung Bromo atau Semeru. Termasuk pula, pengunjung terutama anak-anak bisa berenang di kolam yang airnya langsung mengucur dari mata air alami.
“Saat ini di area lokasi terdapat 31 mata air dengan debit lumayan besar. Ada satu mata air yang cukup digunakan untuk pemenuhan kebutuhan warga di empat kecamatan. Padahal sekitar 10 tahun lalu, jumlah mata air hanya 14 titik dengan debit yang terus mengecil,” kata Sugiarto.
Peraih Kalpataru 2011 untuk kategori perintis lingkungan menjelaskan gerakan konservasi tersebut bertumpu pada ekologi, ekonomi dan sosial. Untuk ekologi dengan melakukan konservasi, ekonomi bisa menggerakkan potensi untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitar, sekaligus menggugah kesadaran pihak lain untuk melakukan konservasi. “Dengan upaya itu sekaligus memunculkan ekonomi kreatif dan sosial,” imbuh Sugiarto.
Sementara itu, Kepala Administrasi Perhutani KPH Pasuruan Loesy T merespon positif gagasan wisata edukasi konservasi. Pihaknya mempersilakan semua pihak yang peduli untuk menjaga kelestarian hutan.
“Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang positif dan kami sangat terbuka dengan semua elemen masyarakat. Karena itu, kami mendorong dan mempersilakan semuanya yang peduli terhadap pelestarian hutan. Seperti saat ini dengan munculnya wisata edukasi konservasi, ternyata juga bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Loesy. [hil]

Tags: