Wisata Embun Salju

Hamparan tanaman diselimuti embun salju, menjadi fenomena mengiringi anomali cuaca. Bertepatan dengan awal musim kemarau 2019, suhu udara di pulau Jawa terasa lebih sejuk. Di kawasan gunung Bromo (dan Semeru) di Jawa Timur, suhu udara bisa mencapai minus (-2) di Jawa Timur. Semakin diburu wisatawan menikmati (sekadar cuci muka) embun kapas salju. Tetapi dibutuhkan persiapan fisik prima sebelum memulai pendakian pada suhu ekstrem.
Hujan es menjadi fenomena mengiringi anomali cuaca. Butiran es makin sering turun di seluruh daerah, termasuk di Surabaya. Fenomena ini, diyakini bagai cumputerized sistemik planet bumi. Dianggap sebagai sunnatullah. Daerah lain, Karawang (Jawa Barat) serta Rokan Hulu (Riau) dan Lanny Jaya (Papua) mengalami lebih ekstrem. Biasanya, hujan es disertai angin kencang dan puting beliung. Bisa berpotensi bencana.
Hujan es yang membawa bencana pernah terjadi pertengahan tahun 2015 lalu, merenggut sebelas jiwa di kabupaten Lanny Jaya (Papua). Suhu udara mencapai -2 (minus dibawah nol) derajat Celsius. Beberapa hewan ternak juga mati kedinginan. Di pegunungan Papua, hujan es sering terjadi, bagai memiliki siklus periodik (lima tahunan). Hujan bisa datang lebih kerap dengan angin puting beliung, dan petir. Konon hujan es, tidak dapat diprediksi. Walau butiran es merupakan bagian dari awan cumulus-nimbus. Dan sebenarnya, butiran es tersimpan jauh di atas ketinggian lebih dari 5000 meter di atas permukaan tanah. Seharusnya, sudah mencair tergesek oleh udara sebelum sampai di permukaan tanah. Jika tidak mencair, maka bisa dipastikan butiran es lebih padat dan lebih besar. Namun dampak yang ditimbulkan tidak parah.
Walau tidak bisa diprediksi, tetapi terdapat indikasi dadakan yang memberi petunjuk bakal munculnya embun salju. Yakni, cuaca siang hari sangat terik, dan munculnya kabut tipis pada sore hari, sampai suhu menggigil menusuk tulang pada malam hari. Maka pada dinihari mulai pukul 03:00 sudah bisa dilihat tetes embun yang membeku, bagai buih salju. Sampai luluh diterpa sinar matahari pada siang hari (pukul 07:00).
Selama dua pekan lebih, suhu udara di Jawa Timur bagian selatan, terasa lebih sejuk. Kawasan pesisir selatan, mulai Muncar di Banyuwangi hingga Kelayar di Pacitan, hawa dingin makin meng-gigil-kan. Sampai perlu air hangat untuk mandi pagi. Berdasar prakiraan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), itu pertanda kemarau terlambat datang. Walau tanda-tanda kekeringan sudah nampak di berbagai daerah. Terutama pada pesisir utara Jawa.
Udara dingin terasa di bagian timur Indonesia, di NTT (Nusa Tenggara Timur), Bali. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meng-analisa suhu dingin akan berlangsung hingga September. Kawasan yang menampakkan fenomena embun salju cukup luas. Terutama pada tujuan wisata pegunungan yang sudah kesohor. Antara lain, di lautan pasir Bromo. Juga di lereng seputar gunung Semeru, di Ranupani, dan Ranu Kumbolo. Serta di Dieng (di Jawa Tengah).
Fenomena embul salju menarik minat wisata ke kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Selama sebulan (hingga akhir pekan pertama bulan Juli) tercatat sebanyak 90 ribu wisatawan mengunjungi TNBTS. Biasanya untuk melihat keindahan sunrise (matahari terbit), dimulai lepas subuh. Sekarang bertambah suguhan berupa embun salju.
Selain di lautan pasir gunung Bromo, embun salju juga terhampar di lereng Semeru. Terutama melalui rute yang melintasi danau-danau dengan taman hutan indah. Semakin banyak embun salju bisa dilihat. Banyak yang coba menjilat merasakan embun salju.
———- 000 ———-

Rate this article!
Wisata Embun Salju,5 / 5 ( 1votes )
Tags: