Wisata Lokal Dibuka

Wisata Gunung Bromo yang diharapkan Pemkab Malang untuk segera dibuka bagi para wisatawan

Destinasi wisata lokal sudah mulai “di-bangkit-kan” sudah mulai dibuka, dengan melaksanakan protokol kesehatan. Kawasan ikon wisata nasional (seluruh Bali), Kebun Raya (Bogor dan Cianjur), mulai diminati wisatawan lokal (dan domestik) melalui pendaftaran online. Gerak perekonomian dengan “kewaspadaan” CoViD-19 membuahkan hasil positif. Ekonomi kreatif mulai bangkit. Di balik masker, pedagang di kawasan wisata mulai tersenyum melayani pengunjung.

Di pulau Bali, tahap awal pembukaan akses ke-wisata-an oleh pemerintah provinsi membuat turis asing berani “nongol.” Selama beberapa bulan turis dari beberapa negeri bersembunyi di beberapa rumah tinggal. Turut mengikuti protokol PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), meng-isolasi diri. Jumlah turis asing yang “bersembunyi” diperkirakan mencapai 6.500 orang. Sebagian turis Eropa sengaja tetap tinggal di Bali. Karena yakin, di Bali lebih aman pewabahan virus corona dibanding di negaranya.

Walau tahap awal pembukaan, wisatawan lokal dan domestik (dalam negeri), toh sudah banyak turis asing di pantai. Beberapa kelompok menyambut pembukaan tourisme di Bali dengan pesta kecil, terutama dengan berselancar. Namun belum terdapat penerbangan internasional kelompok turis asing. Selama dua tahun terakhir, turis Tiongkok menjadi penyokong terbesar kedua (setelah Malaysia) devisa turisme di Indonesia, dengan sebanyak 2 juta wisatawan.

Tujuan favorit selain Bali, adalah pulau Bintan (kepulauan Riau), dan Sulawesi Utara). Potensi kelompok wisata China bisa mencapai 100 juta orang. Devisa yang diperoleh Indonesia dari turis China mencapai US$ 4 milyar se-tahun (pada 2019). Maka perlu menggali berbagai cara, agar devisa hasil turisme bisa ditingkatkan. Pemerintah menyediakan insentif sebesar Rp 298 milyar, sebagai akselerasi menarik kunjungan wisatawan sebanyak 736 orang turis asing selain Tiongkok.

Insentif bernilai US$ 1.700,- per-arrival (per-kunjungan). Terutama menarik turis dari Australia, Amerika, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan. Diharapkan akan diperoleh devisa sebesar Rp 13 trilyun dari tujuan wisata seluruh Indonesia. Insentif juga berupa diskon 30% untuk seperempat tempat duduk di pesawat. Serta keringanan harga avtur yang lebih murah.

Secara khusus pemerintah akan memberikan BIP (Bantuan Insentif Pemerintah) kepada pelaku ekonomi kreatif ke-wisata-an. Tahun (2020) ini nominalnya sebesar Rp 24 milyar. Sebagai tambahan modal kerja, dan aktiva tetap pelaku unit usaha sektor wisata. Termasuk pada pengusaha home stay, pengembangan wahana permainan pada desa wisata, unit fashion, kriya, serta unit kerajinan, dan kuliner. BIP dimulai sejak tahun 2017.

Juga terdapat DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp 147 milyar yang disebar pada 25 daerah. Mayoritas akan diberikan kepada industri pariwisata di daerah. Termasuk pada kebun raya di daerah yang dibawahkan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). Diantaranya Kebun Raya Purwodadi (di Pasuruan, Jawa Timur), dan Kebun Raya Cibodas (di Cianjur, Jawa Barat). Serta kebun binatang di daerah (Jakarta, Surabaya, dan Medan).

Selama empat bulan ditutup akibat wabah CoViD-19, wahana kebun binatang kelimpungan, karena tiada pengunjung. Bahkan beberapa hewan ikon (macan), dan berbagai mamalia langka harus “puasa” mengurangi makan. Sehingga pemulihan ke-wisata-an juga berkait dengan pelestarian dan konservasi hewan-hewan langka dan dilindungi. Tidak ada LK (Lembaga Konservasi), termasuk kebun binatang, yang mengorbankan koleksi satwa. Karena sebenarnya seluruh satwa koleksi LK milik negara.

Saat ini terdapat 67 ribu hewan dalam perlindungan negara, tersebar di 82 unit lembaga konservasi, termasuk kebun binatang yang dikelola BUMN, BUMD, dan swasta. Membuka kembali kebun binatang (sebagai akses wisata) akan menyokong biaya kecukupan pangan satwa.

——— 000 ———

Rate this article!
Wisata Lokal Dibuka,5 / 5 ( 1votes )
Tags: